26 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

Jateng Tahan Hoax Pilkada

Ngobrol tentang Berita Hoax

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Kabar bohong atau hoax menjadi keniscayaan saat kontestasi politik diadakan. Begitu pula saat Pilkada beberapa waktu lalu. Lantas bagaimana evaluasi Komisi A DPRD Jateng terkait penyebaran hoax saat Pilkada di Jateng?

Berikut bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Dewi Akmala dengan Ketua Komisi A DPRD Jateng Mohammad Saleh.

Bagaimana evaluasi anda terkait penyebaran hoax pada kontestasi Pilkada di Jateng kemarin?

Saya kira hoax terkait pilkada yang ada di Jateng tidak separah DKI Jakarta. Dan tidak sebanyak pileg atau pilpres. Memang ada kami menjumpai hoax. Tapi tidak sampai membuat kegaduhan di beberapa daerah Jateng yang menyelenggarakan pilkada. Cukup hanya memberikan warna saja pada pesta demokrasi tersebut.

Menurut anda mengapa Jateng terhitung tahan dalam menghadapi hoax pilkada seperti itu?

Karena mungkin ini kontestasi Pilkada itu sendiri. Dimana antara pemerintah kabupaten/kota dengan masyarakat rentangnya dekat. Sehingga ada hoax bermunculan pemkot/pemkab tinggal melakukan klarifikasi permasalah langsung jelas dan selesai.

Sepanjang pengamatan anda, siapa yang sebenarnya menjadi sasaran hoax dalam Pilkada kemarin?

Bisa dipastikan yang disasar tentu masing-masing calon yang ikut kontestasi ya. Karena setiap hoax dalam konteks politik seperti pilkada pasti bertujuan untuk menurunkan kredibilitas lawan. Dan diharapkan dapat membuat kegaduhan dalam konteks politik.

Lalu bagaimaa sikap masyarakat Jateng dalam menanggapi hoax tersebut?

Semakin lama masyarakat kita semakin cerdas. Mereka sudah bisa membedakan mana hoax mana tidak. Apalagi pandemi ini mereka lebih tanggap teknologi. Karena setiap hari intensitas menggunakan gadgetnya bertambah. Sehingga katika mendapat berita atau informasi apapun langsung muncul inisitlif mencari kebenarannya melalui internet.

Pilkada kali ini Jateng terbukti tahan menghadapi hoax, adakah kiat yang dapat dibagikan agar ketahanan tersebut dapat terus ada di masyarakat?

Tentu mau pilkada atau tidak masyarakat harus tanggap menghadapi hoax. Kami punya istilah 4M yang dapat digunakan masyarakat menangkal hoax. Pertama mengenali setiap informasi yang dierima. Kedua mengelola informasi tersebut. Cari tau informasinya benar atau tidak. Ketiga memutus. Jika infonya bohong segera putus penyebarannya. Jangan di share ke orang lain. Cukup diri kita saja yang menerima. Dan terakhir melaporkan. Jika dirasa sudah mengkhawatirkan kita laporkan saja berita hoax tersebut ke pihak kepolisian untuk segera ditangani. (*/zal)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya