RADARASEMARANG.ID – Beberapa pasar tradisional di Kota Semarang kondisinya sepi. Bahkan ada pula yang berubah fungsi menjadi tempat tinggal. Komisi B DPRD Kota Semarang meminta agar dinas bisa melakukan inovasi untuk membuat tradisional menjadi ramai pembeli. Berikut ini bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Adennyar Wycaksono dengan Anggota Komisi B DPRD Kota Semarang dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Juan Rama Soemarmo.
Beberapa pasar tradisional, salah satunya Pasar Dargo yang dulu sentra akik, sekarang meredup. Apa yang harus dilaksanakan Dinas Pedagang Kota Semarang?
Kami sudah melakukan tinjauan kesana, memang kondisinya sepi, karena ditinggalkan pedagang. Nah, harus ada inovasi dari dinas terkait untuk membuat pasar ini kembali ramai.
Idealnya inovasi yang seperti apa untuk bisa meramaikan pasar?
Setahu saya, dulu konsep awal Pasar Dargo adalah sentra UMKM. Namun karena letaknya yang kurang strategis, idealnya dikembalikan ke fungsinya. Yakni sebagai pasar tradisional. Apalagi ada pedagang yang di lantai II, mereka bisa dipindahkan ke bawah agar tidak terkesan mangkrak.
Belum lama ini, Satpol PP juga menemukan beberapa pasar beralih fungsi sebagai tempat tinggal. Misalnya Pasar Bulu, Pasar Banjardowo, dan beberapa pasar tradisional lainnya. Bagaimana tanggapan anda?
Tentu harus di kembalikan ke fungsi awal ya, penegakan perda harus dilakukan. Kepala pasar dan Dinas Perdagangan pun harus melakukan pengawasan karena itu kewenangan mereka, jangan dibiarkan. Kalau memang membandel, ya diberi sanksi.
Tindakan apa yang akan dilakukan Komisi B kepada Dinas Perdagangan terkait temuan dari Satpol PP?
Tentu kami akan memanggil Dinas Perdagangan, untuk melakukan klarifikasi. Jika dibiarkan, tentu pasar akan menjadi kumuh. Penertiban juga kami minta di semua pasar, agar fungsinya berjalan sebagai mana mestinya. (*/ida)
