RADARSEMARANG.COM – Belajar dari pengalaman erupsi 2010, konsep sister village atau desa bersaudara diterapkan sebagai langkah mitigasi bencana Gunung Merapi. Konsep ini menghubungkan dua desa, yaitu desa terdampak dengan desa penyangga, dengan semangat gotong-royong. Salah satu desa bersaudara yang ada di Kabupaten Magelang, yaitu Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun sebagai desa terdampak dengan Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan sebagai desa penyangga. Seperti apa praktik desa bersaudara di lapangan? Berikut bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Riri Rahayuningsih dengan Kepala Desa Tamanagung Imam Sampurna.
Bagaimana konsep sister village dijalankan?
Kami sebagai desa penyangga, berkoordinasi dengan desa terdampak. Misalnya, untuk sinkronisasi data penduduk. Kemudian, tentang persiapan evakuasi maupun pendataan kebutuhan pengungsi. Jadi, konsep desa bersaudara ini akan menempatkan warga dari desa terdampak di desa penyangga agar mereka seperti tinggal di desa sendiri.
Untuk penempatan pengungsi, kami bagi mereka sesuai dusun. Misalnya, Dusun A dari desa terdampak akan ditempatkan di Dusun B dari desa penyangga. Jadi, antarkepala dusun juga saling berkoordinasi.
Seberapa sering antardesa berkomunikasi?
Kami berkomunikasi setiap tiga jam sekali. Untuk meng-update situasi terkini Gunung Merapi, kebutuhan warga, dan lain-lain. Intinya, saling berkabar terkait kondisi teranyar.
Sementara ini, pemerintahan Desa Ngargomulyo masih berjalan. Jika besok erupsi terjadi dan harus mengungsi, kami telah mempersiapkan tempat untuk mereka. Tujuannya agar pemerintahan tetap berjalan dari sini. Istilahnya, hanya berpindah lokasi karena bencana.
Bagaimana desa penyangga melibatkan warga untuk membantu warga desa terdampak?
Kami berusaha menanamkan jiwa relawan kepada warga. Ujung tombaknya, personel Linmas. Kebetulan, sudah sekitar delapan bulan ini mereka berjaga karena pandemi Covid-19. Jadi tinggal melanjutkan. Selain itu, kami juga akan mengerahkan pemuda desa. Dalam waktu dekat, mereka akan kami kumpulkan.
Seberapa efektif konsep sister village untuk penanganan bencana?
Yang jelas, konsep sister village sangat mendukung upaya penanganan bencana. Baik dari sisi kependudukan, keamanan, hingga kesehatan. Menurut kami, ini hasil belajar dari pengalaman erupsi 2010. Dulu, Desa Tamanagung sudah menjadi tempat pengungsian. Namun, pengungsian belum tersistem dengan baik. Nah, dengan sister village ini, semua lebih tertata. Konsep sister village mempermudah kami menangani masalah kebencanaan ini. (*/ida)