RADARSEMARANG.COM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kendal terus aktif melakukan tracing untuk mencegah timbulnya klaster penyebaran Covid-19 di Kendal. Berikut bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Budi Setiyawan dengan Kepala Dinkes Kendal Ferinando Rad Bonay.
Sejauh ini seperti apa perkembangan Covid-19 di Kendal?
Kendal memang cukup tinggi temuan penderita Covid-19. Bahkan di Jateng, Kendal saat ini menempati urutan kelima tertinggi. Tapi bulan ini sudah menurun, dengan temuan rata-rata sehari 5-10 orang positif baru.
Jumlah tersebut lebih tinggi di banding bulan-bulan sebelumnya. Bahkan Kendal itu mengalami puncaknya tertinggi pada September lalu, dimana sebulan temuannya bisa 600 kasus atau rata-rata perhari 20 orang.
Saat ini, jumlah kasus Covid-19 di Kendal ada berapa banyak?
Total kasus positif yang kami temukan ada sebanyak 1.866 kasus. Dari jumlah tersebut, 1.514 pasien Covid-19 sudah sembuh, 274 orang dirawat di rumah sakit (RS) dan isolasi mandiri dan 78 sisanya meninggal.
Beberapa wilayah yang tinggi kasus Covid-19, dimana penderitanya ada lebih dari 20 orang. Itu ada di empat kecamatan. Yakni Kecamatan Weleri (24 kasus), Singorojo (30 kasus), Patebon (21 kasus), dan Kota Kendal (21 kasus).
Bagaimana mengatasi dan meminimalisasi persebaran Covid-19 di Kendal?
Pertama kami melakukan tracing jika kedapatan ada warga yang positif di suatu wilayah. Mulai dari keluarga, teman dekat, kantor tempat bekerja hingga tetangga sekitarnya.
Selain itu, kami juga menggiatkan operasi yustisi yang dilaksanakan Tim Penegakan Hukum Protokol Kesehatan (Gakkum Prokes) yang dimotori Satpol PP Kendal. Ini menyasar tempat-tempat keramaian dan daerah yang kasus Covid-19-nya tinggi. Sehingga tumbuh kesadaran warga untuk memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Bagaimana peran tenaga medis, terutama Puskesmas?
Alhamdulillah, Kendal menjadi salah satu daerah yang mendapatkan tenaga tambahan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Yakni berupa tenaga kesehatan sebanyak 150 orang. Mereka ditempatkan di 30 Puskesmas di Kendal dengan masing-masing puskesmas lima orang.
Tenaga kesehatan khusus ini bertugas melakukan tracing setiap hari jika ada temuan kasus. Mereka akan bekerja selama dua bulan yakni November dan Desember. Mereka juga digaji dari Kemenkes langsung, jadi kami Pemkab Kendal hanya memfasilitasi atau menyediakan tenaga kesehatannya saja. (*/ida)