RADARSEMARANG.COM – Pilkada Kabupaten Pekalongan selama masa pandemi Covid-19 ini sepi. Tahapan kampanye kali ini, dimanfaatkan melalui media sosial (Medsos). Bagaimana Kesbangpol Kabupaten Pekalongan melihat ini? Berikut bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Nanang Rendi Ahmad dengan Kepala Kesbangpol Kabupaten Pekalongan Haryanto Nugroho.
Bagaimana situasi politik Kabupaten Pekalongan pada masa kampanye Pilkada 2020 ini?
Kami melihat situasi politik di Kabupaten Pekalongan pada masa kampanye Pilkada ini masih kondusif dan baik. Mungkin karena pengaruh pandemi Covid-19, tidak banyak kegiatan terbuka. Kampanye bersifat terbatas. Ini tentu mendukung terciptanya kondusivitas. Meski demikian, kami bersama aparat lain seperti TNI dan Polri tetap waspada. Tetap mengamati dinamika di lapangan. Memang, karena sepinya kampanye langsung ini, medsos jadi lebih menghangat. Ini yang membuat kami bertekad untuk tetap waspada dan tidak lengah dengan situasi sekarang. Sebab, medsos juga berpotensi menimbulkan gesekan.
Untuk menjaga kondusivitas, langkah-langkah apa saja yang Kesbangpol ambil?
Kami amati perkembangan di medsos. Selain itu, kami tetap menggerakkan perangkat-perangkat yang ada ke lapangan. Mencatat gejala-gejala yang ada dan merumuskan pencegahan dini. Misalnya mengoptimalkan perangkat-perangkat yang ada. Di Kesbangpol, kami punya Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) dan Forum Persaudaraan Bangsa Indonesia (FPBI). Mereka bergerak memantau lapangan. Jika ada hal-hal yang mengarah ke perpecahan, kami sudah bisa mengatasinya sejak dini.
Apakah ada komunikasi dengan masing-masing paslon sebagai upaya menjaga kondusivitas?
Tentu saja ada. Beberapa waktu lalu, Kesbangpol bersama stakeholder lain yang ada di desk Pilkada melakukan kegiatan anjangsana ke masing-masing pasangan calon (paslon). Dalam kegiatan ini, kami memberikan pesan-pesan kepada paslon untuk tetap mengondisikan masa pendukung. Kaitannya dengan pengerahan massa, patuh menerapkan protokol kesehatan saat melaksanakan kegiatan, termasuk pesan untuk bijak menggunakan medsos.
Bagaimana bijak menggunakan medsos menurut Kesbangpol saat masa kampanye seperti sekarang?
Pertama, tidak saling menghujat. Aksi mendukung lewat medsos sah-sah saja. Tetapi bukan berarti saling menghujat. Kedua, tidak menyampaikan ujaran kebencian. Ketiga, tidak menyebarkan hoaks. Massa pendukung pengguna medsos jangan sampai terprovokasi akun-akun robot yang menggiring perpecahan. Jika ini tidak diperhatikan, bukan tidak mungkin gesekan akan terjadi. Maka dari itu, kami terus mengamati perkembangan kampanye di medsos. Meski sampai sekarang kondisi masih kondusif. Tapi tidak boleh lengah. (*/ida)