RADARSEMARANG.COM – Jelang Pilkada Kabupaten Pekalongan, penggunaan media sosial (medsos) sebagai salah satu saluran kampanye kerap memicu gesekan dan tersebar pula berita hoax. Bagaimana Polres Pekalongan menyikapi ini? Berikut bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Nanang Rendi Ahmad bersama Wakapolres Pekalongan Kompol Andis Arfan Tifani SH MH.
Apa yang sudah Polres lakukan untuk mengamankan jalannya tahapan Pilkada Kabupaten Pekalongan?
Dalam semua tahapan kami diberi amanat dengan dilibatkan untuk mengamankan. Bahkan beberapa waktu lalu kami menggelar simulasi pengamanan Pilkada. Ini sebagai bentuk antisipasi. Saat pendaftaran, pengambilan nomor urut, dan penetapan pasangan calon (Paslon) kami juga selalu berada di lapangan mengamankan proses itu.
Sejauhmana pengawasan dalam masa kampanye?
Sejauh ini di lapangan kami lihat masih relatif aman. Belum ada percikan-percikan gesekan. Namun, kami akan turut mengawasi dan mengantisipasi agar dalam masa kampanye ini aman terkendali. Demi masyarakat Kabupaten Pekalongan.
Apa upaya Polres Pekalongan dalam menangkal potensi gesekan di masyarakat?
Terutama kami menyoroti medsos. Kami paham, dalam masa pandemi seperti ini, tentu marak kampanye lewat medsos. Polres Pekalongan, sedang menggencarkan patroli cyber. Hal ini untuk mengantisipasi hoax, sara, dan provokasi. Kami sudah bentuk tim yang terdiri atas Reskrim, Intelkam, Humas Polres, dan Humas di setiap Polsek.
Selain kampanye medsos, apakah ada potensi pengumpulan massa?
Kampanye sekarang sepertinya tidak lagi identik dengan pengumpulan massa. Namun potensi itu ada. Ini tentu selurus dengan potensi munculnya klaster Pilkada. Maka dari itu, selain gencar patroli cyber, tiap malam Polres Pekalongan melakukan sosialisasi bersama Gugus Tugas Covid-19, Satpol PP, dan Kodim. Jadi dalam masa pandemi ini, fokus kami bukan cuma mengantisipasi gesekan, tetapi juga mengantisipasi meluasnya penyebaran Covid-19. (*/ida)