26 C
Semarang
Tuesday, 24 December 2024

Meski Swadaya Tetap Cari Bibit Atlet Muda sampai Pelosok

Cabor Triathlon Belum Masuk KONI

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Prestasi atlet cabang olahraga (Cabor) Triathlon yang terdiri atas renang, balap sepeda, dan lari di Jateng terus menunjukkan tren positif. Bibit-bibit unggul dari kalangan milenial terus dikembangkan. Berikut bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Miftahul A’la dengan Ketua Umum Federasi Triathlon Indonesia (FTI) Jateng Iik Suryati Azizah.

Bagaimana potensi atlet cabor Triathlon di Jateng?

Berbicara sumber daya manusia (SDM) atlet triathlon di Jateng sebenarnya sangat bagus. Banyak anak muda yang mulai tertarik dan bergabung. Bahkan sudah memiliki atlet yang bagus dan menjuarai kompetisi baik nasional maupun internasional.
Tantangan cabor ini memang semakin besar, tetapi kami akan terus bekerja keras untuk mengoptimalkan semua potensi yang ada. Sehingga potensi sekecil apapun bisa diketahui. Sebut saja Elvan Satria Ardhana yang masih berusia 14 tahun pernah mendapatkan juara 4 Duathlon Sindoro Sumbing 2019.

Apa yang membedakannya dengan olahraga renang, sepeda, dan lari?

Olahraga triathlon memang tidak mudah karena membutuhkan kondisi fisik yang benar-benar kuat. Karena pada dasarnya ini merupakan perlombaan multi olahraga yang dilakukan berurutan secara terus menerus dengan bentuk Renang–Sepeda–Lari. Bahkan, untuk jarak lomba triathlon bervariasi yang umum dilombakan pada ajang olimpiade Sprint Distance: 750 meter renang- 20 km sepeda- 5 km lari. Kemudian Standard/Olympic Distance : 1500 meter renang – 40 km sepeda – 10 km lari.
Yang membedakan dengan olahraga lainnya adalah triathlon dilakukan secara berurutan dengan transisi di antara renang ke sepeda dan sepeda ke lari. Jadi ketiganya menjadi satu dan pemenang dihitung berdasarkan penamat lomba tercepat termasuk waktu transisi.

Apa kendala untuk bisa mengembangkan cabor tersebut lebih baik lagi?

Kalau kendala, jelas ada di masalah anggaran. Meski sudah banyak prestasi triathlon, masih belum mendapatkan perhatian dari pemerintah. Di Jateng saja masih belum diakui secara resmi di bawah bendera KONI. Akhirnya kami tetap menggelar latihan dan mencari bibit-bibit atlet secara swadaya. Meski memang ketika mengikuti event atau kompetisi ini, tetap ada sedikit support dari pemerintah.
Nah sekarang kami sedang fokus untuk menyisipkan kepengurusan di 35 kabupaten/kota agar bisa lebih untuk mengoptimalkan cabor triathlon. Sementara baru lima daerah yang sudah terbentuk. Yaitu Kota Semarang, Salatiga, Wonosobo, Temanggung dan Jepara. Selain itu sudah ada enam daerah yang diberikan mandat untuk segera menyelesaikan kepengurusan. Sementara untuk daerah lainnya tetap menyusul untuk segera dibentuk agar benar-benar bisa memaksimalkan olahraga triathlon di Jateng.

Bagaimana upaya untuk mengembangkan cabor triathlon tersebut?

Memang pembinaan untuk atlet cukup berat. Apalagi triathlon belum menjadi anggota KONI Jateng. Meski begitu, kami terus mencari bakat-bakat muda di cabang olahraga ini. Bahkan, sering roadshow untuk melihat secara langsung potensi yang ada. Memang, kami ingin fokus untuk mengembangkan potensi atlet muda agar bisa digembleng dan bisa meraih prestasi di cabor triathlon.
Selain itu, berbagai event terus digelar agar bisa mengembangkan bakat yang ada. Semakin banyak event, tentu akan menarik minat anak-anak muda di Jateng. Kami ingin agar semua potensi anak muda bisa tergali dan bisa membawa harum prestasi olahraga khususnya triathlon Jateng. (*/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya