27 C
Semarang
Sunday, 13 April 2025

Jangan Buru-Buru Terapkan Pembelajaran Tatap Muka

Evaluasi Penerapan Pembelajaran Daring

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Sampai sekarang sekolah masih menerapkan pembelajaran model daring. Banyak keluhan di lapangan yang menilai sistem ini tidak maksimal. Berikut bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Eko Wahyu Budiyanto dengan Dewan Pakar Pendidikan PGRI Jateng Sudharto.

Bagaimana kondisi pembelajaran di Jateng selama pandemi Covid-19 ini?

Ini merupakan hal yang baru dirasakan di dalam dunia pendidikan kita. Dampak pandemi Covid-19 ini, mengubah sistem pembelajaran menjadi daring atau online. Kualitas pendidikan ini dipengaruhi oleh kemampuan guru dan sekolah dalam menyajikan kegiatan belajar mengajar dengan model daring. Butuh kreativitas tinggi dari guru dan sekolah supaya materi pelajaran bisa tersampaikan maksimal ke siswa. Karena tidak semua siswa mampu menerima atau menyerap materi pembelajaran dengan sistem ini.

Bagaimana agar siswa bisa menyerap materi dalam pembelajaran daring?

Kemampuan anak berbeda-beda. Ada yang melalui tatap muka saja, tidak bisa maksimal menyerap materi. Apalagi dengan sistem daring, bisa dibilang ini ujian kualitas dari seorang guru. Kendati begitu, dengan model daring, siswa juga jangan dibebani dengan penugasan yang menumpuk. Itu tidak bisa menyelesaikan masalah, justru menambah masalah di dalam diri siswa. Iya kalau siswa sudah paham akan materi yang dimaksud, kalau tidak bagaimana?

Berarti tidak dibenarkan guru memberikan tugas yang banyak kepada siswa?

Kalau menurut saya, kurang tepat. Bisa jadi yang mengerjakan tugasnya, bukan siswa sendiri namun orang tua mereka. Ini yang dimaksud, guru harus kreatif. Bagaimana caranya, dengan tugas yang minim, namun materi kepada siswa bisa terserap secara maksimal. Sekarang sudah banyak orang tua siswa yang mengeluh, dikarenakan banyaknya tugas sekolah. Sekarang ini, orang tua di rumah juga sebagai guru mengajar. Juga sebagai orang tua. Kalau orang tua memiliki latarbelakang pendidik, saya kira tidak masalah. Kalau tidak, bagaimana mereka membelajari anaknya di rumah. Tentu tidak maksimal. Apalagi jika kedua orangtua sibuk bekerja, bagaimana anak bisa belajar?

Apakah sudah saatnya menerapkan pendidikan tatap muka?

Tetap jangan terburu-buru. Apalagi khusus jenjang SD. Mestinya banyak siswa SD yang tidak paham apa itu Covid-19. Tahu-tahu mereka berkumpul dan tidak tahunya ada yang membawa. Itu berbahaya. Istilahnya, nalar siswa SD tentunya berbeda dengan SMP maupun SMA. Namun tetap saja bukan berarti SMP dan SMA bisa langsung tatap muka semua. Tetaplah ada prosedur, seperti dalam penerapannya, pembelajaran model tatap muka kudu benar-benar ada pengawasan khusus. Apa yang sudah diterapkan oleh Pemprov Jateng dengan pilot project beberapa sekolah SMA menerapkan pembelajaran tatap muka perlu diapresiasi.

Lantas, bagaimana seharusnya pembelajaran dilakukan di masa pandemi ini?

Tetaplah dengan model daring sampai semua benar-benar kondusif. Pihak sekolah juga jangan colong-colongan melakukan pembelajaran tatap muka tanpa izin. Semua harus sesuai aturan. (*/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya