RADARSEMARANG.COM, Meski terseok-seok pada semester satu, Pemprov Jateng tetap berusaha dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi di semester kedua tahun 2020. Berikut hasil bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Alvi Nur Janah dengan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, Ratna Kawuri.
Bagaimana perkembangan investasi di Jateng selama pandemi Covid-19 di tahun 2020 ini?
Pandemi Covid-19 ini mempengaruhi semua sendi kehidupan. Krisis ekonomi dan moneter sebenarnya menggerus investasi. Pertumbuhan ekonomi Jateng saat ini mengalami kontraksi. Artinya investasi membagi kontribusinya, sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi. Di luar itung-itungan ekonomi, jika perusahaan berproduksi, akan ada margin. Ini yang dipakai untuk melakukan perluasan, peningkatan kapasitas dan sebagainya.
Ketika pandemi Covid-19, menuntut pemenuhan protokol kesehatan, semuanya harus dipenuhi. Misalnya dalam perusahaan, mesin produksi menunjukkan penurunan, otomatis berdampak pada pendapatan dan penurunan. Hal ini yang menyebabkan investor tidak mau berinvestasi.
Bagaimana prediksi perekonomian di akhir semester 2 nanti?
Prediksi di semester kedua, harus menghitung kondisi yang memengaruhi semester sebelumnya. Kemarin ketika awal review target secara regional maupun nasional, pandemi Covid-19 akan berakhir April. Sehingga Mei, Juni dan Juli bisa running lagi. Ternyata sampai saat ini masih mencoba keluar dari situasi pandemi Covid-19.
Hasil monitoring saat ini, ada perusahaan yang sudah berproduksi. Mereka sudah mendatangkan tenaga ahli di bidangnya. Ada yang memiliki pasar, tapi bahan bakunya kesulitan, maka kami bantu fasilitasi. Termasuk mesin produksi, kami fasilitasi. Switching produksi ada 20 yang difasilitasi. Kami juga melakukan diversifikasi produk baru. Seperti halnya buat produk alat pelindung diri (APD) yang kebanyakan dari bahan baku garmen. Kemudian diubah marketnya sesuai era sekarang.
Upaya apa untuk meningkatkan investasi di Jawa Tengah?
Kami tetap berupaya menarik investor asing. Melalui media promosi forum direct investment, seperti webinar yang dulu kami lakukan dengan kawasan Selandia Baru, Solomon, dan Australia. Kemudian wilayah Turki, Singapura, dan Malaysia. Di luar dampak negatif, ada positifnya. Yakni dari webinar tersebut jangkauan investasinya semakin luas dan fokusnya semakin matang. Saat ini target yang diberikan BKPM adalah Rp 27 triliun. Alhamdulillah sudah melampaui.
Misalnya perusahaan X berinvestasi di Jateng. Nilainya misal Rp 100 miliar. Misal sudah terealisasi targetnya Rp 50 miliar, maka tinggal setengah lagi. Tahun lalu, target kami Rp 47,4 miliar, minimal tahun ini bisa mencapai angka yang sama.
Intinya kami siapkan karpet merah untuk siapapun yang mau berinvestasi. Kontribusi ekspornya, subsitusi impornya, begitu target ditetapkan, maka harus didukung.
Adakah kemudahan pengajuan perizinanan investasi di era pandemi Covid-19 ini?
DPMPTSP kini sudah menyediakan pelayanan online. Para investor tidak perlu datang langsung ke Jateng. Dapat memantau melalui website yang bisa dilihat melalui media-media lainnya. Sehingga mempermudah para investor saat masa pandemi Covid-19. Contohnya nilai investasi di Kawasan Industri Kendal (KIK) rencananya bisa meraup Rp 40-an triliun. Namun kondisinya sekarang masih nol. Karena belum terealisasikan apapun. Kami sudah memberikan insentif dengan menyederhanakan proses perizinan sampai ke zona ekonomi khusus dan beberapa kawasan industri. (*/ida)