RADARSEMARANG.COM, Tren penarikan uang di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) selama pandemi Covid-19 mengalami penurunan. Nasabah cenderung memilih transaksi melalui Mandiri Mobile Banking (M-Banking). Salah satunya dirasakan oleh Bank Mandiri. Berikut bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Alvi Nur Janah dengan Manajer Transaksi Bank Mandiri Kantor Wilayah Jateng-DIJ Wicaksono Hario Putro.
Sejak kapan transaksi ATM mulai mengalami penurunan?
Pandemi Covid-19 saat ini, memaksa nasabah jarang keluar rumah. Akibatnya, banyak transaksi yang dilakukan secara online. Bahkan, berimbas kepada transaksi di ATM yang mengalami penurunan. Penurunan transaksi ATM mulai terjadi di bulan April 2020. Namun, jumlah (frekuensi) transaksinya masih cukup besar. Rentang Januari-Juni, frekuensinya tercatat Rp 62.850.000 melalui ATM. Itu besaran frekuensi, bukan nominalnya. Misalnya nasabah melakukan transaksi dalam satu hari. Itu tercatat frekuensinya satu. Baik untuk tarik tunai atau misalnya untuk bayar tagihan.
Sampai akhir Juni, total transaksi yang tercatat yakni Rp 45 triliun. Dengan total mesin ATM yang tersebar di Jateng berjumlah 1.184 mesin. Sejak beberapa bulan lalu, pemanfaatan mesin ATM sebagai sarana transaksi mengalami penurunan. Kendati demikian, transaksi menggunakan mesin ATM masih tetap signifikan. Meski grafiknya tidak terlalu menanjak.
Berapa skala transaksi yang diperoleh hingga saat ini?
Sampai Juni, transaksi ke sesama Bank Mandiri sebesar 49.6 persen. Sedangkan di luar Bank Mandiri sebesar 50.4 persen. ATM masih menjadi sarana transaksi elektronik yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Penggunaan ATM sangat dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat. Mereka masih mengutamakan uang kartal (tunai) dibandingkan transaksi secara giral. Meski sekarang banyak yang beralih melakukan transaksi online, misalnya mobile banking. Maka jumlah transaksi, dan ragam transaksi hanya memanfaatkan ATM sebagai sarana penarikan uang tunai saja.
Strategi untuk mendongkrak transaksi di ATM apa saja?
Pemanfaatan ATM sebagai sarana transaksi makin menurun dari tahun ke tahun. Dikarenakan semakin banyaknya sarana transaksi digital lainnya yang lebih praktis dan aman. Seperti mobile banking, EDC, E-commerce, Agen Bank, QRIS dan lain-lain. Sehingga ATM justru tidak lagi menjadi tumpuan sarana transaksi keuangan elektronik. Namun demikian, guna lebih mengoptimalkan pemanfaatan ATM, kami melakukan relokasi ATM dari lokasi yang sepi transaksi ke lokasi yang lebih memungkinkan transaksi yang lebih banyak. Pun dengan penambahan gerai di tempat-tempat strategis. (*/ida)