RADARSEMARANG.COM, Di tengah situasi pandemi Covid-19, Pilkada mesti tetap diselenggarakan. Bagaimana Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pekalongan menyikapi situasi ini? Berikut bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Nanang Rendi Ahmad dengan Ketua KPU Kabupaten Pekalongan Abi Rizal.
Bagaimana KPU Kabupaten Pekalongan memandang Pilkada 2020 yang akan diselenggarakan di tengah situasi pandemi?
Sebagai lembaga yang bertugas menyelenggarakan Pemilu, tentunya mau tidak mau kami tetap harus melaksanakan tugas itu dalam situasi apapun termasuk pandemi ini. Tetapi memang Pilkada 2020 nanti menjadi sangat spesial karena diselenggarakan saat pandemi. Dengan demikian, otomatis kami mengemban tugas ganda. Pertama, kami harus tetap bergerak menyelenggarakan pesta demokrasi itu. Kedua, kami juga harus memikirkan bagaimana agar Pilkada 2020 ini tak menjadi penyebab menyebarnya covid-19. Tugas tambahan ini yang membuat kami harus bekerja lebih ekstra.
Adakah kesulitan yang dialami KPU dalam melaksanakan tugas tambahan itu?
Tentu saja ada. Sebab kami belum pernah dihadapkan situasi semacam ini sebelumnya. Selain itu, tantangan ini bukan berkaitan dengan bidang kami. Misalnya, masalah protokol kesehatan. Ini kan bidangnya Dinas Kesehatan. Maka dari itu, kami selalu berkoordinasi dan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dalam persiapan jelang Pilkada 2020 ini. Misalnya, kami mengadakan rapid test untuk calon petugas penyelenggara Pemilu seperti PPS, PPK, dan PPDP. Jika kami sendiri, tentu saja tidak bisa, sebab itu bukan bidang kami.
Proses pemungutan suara, apakah juga berubah teknisnya?
Seperti yang sudah diketahui, bahwa karakter virus covid-19 dapat menempel di benda mati. Maka dari itu, untuk logistik perlengkapan Pilkada 2020 nanti juga akan menyesuaikan protokol kesehatan. Sampai sekarang belum ditentukan oleh KPU RI. Tetapi kami sudah membayangkan bagaimana nanti teknisnya. Alat coblos bisa sekali pakai. Misalnya paku diganti tusuk sate. Atau tetap paku, tetapi pemilih dibekali sarung tangan. Itu sudah kami pikirkan tetapi belum kami tentukan. Kami lihat perkembangannya nanti.
Apakah akan tetap menggunakan tinta celup?
Saya rasa tidak. Tintanya tetap, tetapi teknisnya tidak mencelupkan jari dalam satu wadah. Jadi mungkin nanti pakai alat semprot seperti parfum, atau pakai pembersih telinga dengan sekali pakai. Hal-hal semacam itu yang membuat Pilkada 2020 ini menjadi spesial. (*/ton)