RADARSEMARANG.COM, Literasi dalam menulis saat ini mulai ditinggalkan oleh kalangan siswa ataupun guru. Padahal dengan menulis memiliki banyak manfaat, misalnya menambah perbendaharaan kosakata, mengoptimalkan kinerja otak dan yang lainnya. Berikut perbincangan wartawan RADARSEMARANG.COM Adennyar Wycaksono dengan guru SMP IT PAPB Semarang Usman Roin.
Apa penyebab generasi muda mulai meninggalkan literasi menulis ini?
Literasi menulis mulai ditinggalkan karena tidak ada pengenalan sejak dini untuk menulis dan membaca kepada buah hati. Selain itu di sekolah juga tidak begitu fokus dengan dunia menulis. Pengenalan teknologi yang tidak diiringi dengan pembelajaran literasi, membuat anak zaman sekarang lebih suka yang instan dan hanya menulis sebisanya.
Bagaimana cara mengajarkan literasi menulis, terutama kalangan siswa yang ingin belajar menulis?
Awalnya kita perkenalkan untuk menulis sesuai dengan yang dia pahami, mudah dikerjakan dan ditemui di lingkungan keluarga atau sekolah untuk siswa. Jika itu dilakukan, perkenalan menulis itu tidak serumit yang dibayangkan.
Literasi menulis saat ini mulai ditinggalkan oleh sekolah formal, hal ini terjadi karena apa?
Biasanya terjadi karena minim sumber daya manusia (SDM) yang cinta literasi. Misalkan di SMP IT PAPB punya kepedulian yang besar terhadap literasi dengan ekskul jurnalistik sebagai sarana belajar anak menulis berita, menulis caption keterangan foto, hingga menelurkan karya cerpen.
Apa tujuan mempelajari literasi menulis bagi guru?
Menulis merupakan sebuah kebutuhan bagi guru, misalnya ketika kita melakukan penelitian ilmiah. Dengan menulis ini akan lebih mudah membuat artikel populer ataupun menuliskan jurnal ilmiah. Biasanya untuk guru saya ajak, menuliskan sesuai dengan bidang mapel yang diampu. Karena dari bidang yang ia kuasai energi menulis akan deras mengalir dan akan lebih mendalam. (*)
