30 C
Semarang
Sunday, 26 October 2025

Konsumsi Air Tanah Bisa Bahaya, Jika Tak Diiringi Penghijauan

Kuantitas dan Kualitas Air di Kota Semarang

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Sungai-sungai di Kota Semarang selalu dipenuhi sedimentasi. Baik akibat erosi maupun kiriman dari hulu. Selain dapat menyebabkan banjir, berpengaruh terhadap kualitas cadangan air tanah. Bagaimana hal itu terjadi dan apa yang dapat dilakukan agar sungai berfungsi baik. Berikut bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Nanang Rendi Ahmad dengan pakar hidrologi Universitas Diponegoro Dr. Ir. Nelwan, Dipl. HE.

Seberapa aman kuantitas air di Kota Semarang saat ini?
Kuantitas cadangan air di Kota Semarang dapat dikatakan cukup baik. Sebab, kota ini belum memanfaatkan secara ekstrem cadangan air tanah. Jadi ketersediaannya masih aman. Aman dalam arti secara kuantitas masih bisa mencukupi kebutuhan manusia, dalam hal ini manusia yang tinggal di Kota Semarang.

Bagaimana kualitasnya?
Ini yang beberapa kali saya sampaikan di berbagai kesempatan, bahwa kualitas cadangan air tanah yang juga kita gunakan untuk minum itu berbahaya jika dikonsumsi terus menerus atau dalam jangka panjang.

Mengapa demikian, apa faktor penyebabnya?
Jika kita berbicara kuantitas dan kualitas air, maka harus berbicara dari mana asalnya air. Air berasal dari hujan lalu jatuh ke Daerah Aliran Sungai (DAS). Jika di sekitar DAS tidak ditanami pohon atau gundul, maka kuantitas air akan sedikit dan kualitasnya jelek. Jadi, penghijauan di sekitar DAS sangat penting dilakukan. Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mesti memperhatikan itu. Sedangkan harus masyarakat turut mendorong, mengawal, dan berpartisipasi.

Bagaimana tingkat sedimentasi sungai-sungai di Kota Semarang?
Tidak bisa dipungkiri, sungai di Kota Semarang selalu tinggi sedimentasi atau endapannya. Itu menjadi pekerjaan tahunan Pemkot Semarang lewat dinas terkait untuk mengangkat endapan tersebut. Hasil penelitian kami menunjukkan, kandungan lumpur Sungai Banjir Kanal Barat berkisar lebih dari 3000 ppm (part per milion). Warna airnya seperti kopi susu. Jika diambil segelas lalu didiamkan, maka akan segera tampak endapan lumpurnya. Belum lagi jika air itu bercampur dengan limbah-limbah lain, maka cadangan air tanah Kota Semarang tentu tidak baik-baik saja.

Bagaimana mengantisipasi kondisi tersebut?
Yang paling penting adalah jangan pernah pisahkan lingkungan dan kehidupan manusia. Sebab yang terjadi saat ini, dua hal itu sering dipisahkan. Manusia lebih mengutamakan kepentingannya dan melupakan dampaknya terhadap lingkungan di masa mendatang. Jika hal ini dipegang, mestinya semua yang dilakukan manusia harmonis dengan kelestarian alam. Artinya, langkah yang dapat dilakukan adalah berperilaku yang tidak melupakan kelestarian lingkungan. (*/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya