RADARSEMARANG.COM, Kasus kekerasan terhadap anak seperti fenomena gunung es. Masih kerap terjadi. Butuh kesadaran bersama sekaligus ketegasan dalam penegakan hukum. Apalagi kasus seperti ini cenderung tertutupi. Berikut bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Miftahul A’la dengan Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Jawa Tengah Endar Susilo.
Bagaimana menyikapi banyaknya kasus kekerasan terhadap anak di Jawa Tengah?
Diakui atau tidak, masih banyak kasus kekerasan anak yang membuat miris. Mulai dari kekerasan psikis, fisik, bahkan sampai kekerasan seksual terhadap anak-anak. Semua elemen masyarakat ikut terlibat untuk menjaga masa depan anak-anak. Karena bagaimanapun, anak merupakan aset berharga yang akan membangun masa depan bangsa ke depan.
Seperti apa upaya pencegahan kekerasan anak yang sudah dilakukan Komnas Perlindungan Anak Jateng?
Kami berkomitmen untuk terus melindungi dan mengadvokasi semua persoalan anak. Sosialisasi perlindungan dan menjaga anak sudah terus digiatkan, sebagai upaya menjaga dan mewujudkan generasi yang bagus. Kami menggandeng sejumlah pihak, baik swasta maupun instansi pemerintahan. Termasuk kampus-kampus untuk melawan kekerasan anak, apapun bentuknya.
Dalam menangani masalah ini tidak mudah. Kesadaran bersama menjadi kunci utamanya. Karena biasanya kasus kekerasan anak lebih sering dilakukan orang terdekat. Jadi harus benar-benar harus ada kesadaran bersama.
Apa kendala dalam penanganan kasus kekerasan terhadap anak?
Sebenarnya banyak faktor. Misalnya seperti masih banyak yang belum terbuka atas kekerasan atau tidak menyadarinya. Padahal itu masuk kategori kekerasan anak seperti bullying. Selain itu kami merupakan organisasi non pemerintah yang berjalan sendiri. Termasuk dalam penanganan satu kasus yang biaya dari kantong pribadi. Meski begitu kami tetap berkomitmen mengawal kasus kekerasan anak dari awal sampai selesai. Kami terus berkomitmen untuk bersama mewujudkan Jateng ramah anak.
Apa yang harus dilakukan agar kasus kekerasan anak bisa dikurangi?
Butuh dukungan semua pihak untuk menjaga dan mewujudkan semua itu. Kami terus mengajak masyarakat menjaga anak-anaknya. Jangan sampai ada kekerasan baik fisik maupun psikis yang mempengaruhi masa depan anak, generasi emas di Jateng. Ketika anak mendapatkan kekerasan, masa depannya ikut terdampak. Maka dari itu, stop kekerasan anak apapun bentuknya dan sekecil apapun. Ketika anak bahagia di masa kecil, akan membuat masa depannya bahagia dan menjadi generasi emas. (*/ida)