RADARSEMARANG.COM, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang bersama dengan tim gabungan yang lain terus memantau perbatasan kota. Ini merupakan bentuk implementasi pelaksanaan PKM di Kota Semarang. Berikut wawancara wartawan RADARSEMARANG.COM Eko Wahyu Budiyanto dengan Kepala Dishub Kota Semarang Endro P Martanto.
Bagaimana evaluasi dari pelaksaan PKM sejauh ini?
Kita sudah memasuki hari kelima Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM), penurunan arus kendaraan dari luar yang masuk ke Kota Semarang masih belum signifikan. Hal itu terlihat dari enam pos pantau yang kami miliki di batas kota.
Antara lain Genuk, Plamongan, Mangkang, Taman Unyil, Banyumanik, dan Kalikangkung. Utamanya untuk kendaraan dari arah timur, kebanyakan masih didominiasi kendaraan roda dua yang merupakan pekerja pabrik di kawasan wilayah Kota Semarang. Penurunan pendatang dari luar kota belum begitu signifikan.
Di pengamanan wilayah kita bagi kendaraan yang masuk, kita melaksanakan sesuai protocol kesehatan, seperti melakukan pengecekan suhu. Artinya, kegiatan PKM mestinya juga didukung dengan sektor yang terkait seperti pabrik. Karena pernah diwacanakan, pabrik dan dan perusahaan di Kota Semarang akan melaksanakan kerja secara sif. Namun yang terjadi masih seperti ini. Masih banyak pekerja luar kota yang masuk ke wilayah Kota Semarang. Itu berarti apa yang pernah diwacanakan itu tidak direalisasikan oleh mereka.
Kendaraan dari manakah yang masih dominan masuk ke wilayah Kota Semarang dalam pelaksanaan PKM ini?
Didominasi pengendara dari Kendal, Ungaran, Batang, bahkan Demak. Sebenarnya penyekatan kendaraan yang masuk ke Kota Semarang dilakukan dalam rangka PKM non-PSBB. Ternyata masih cukup banyak pengendara dari luar kota yang menyerbu masuk Semarang. Penyekatan digelar saat jam sibuk mulai pukul 07.00 WIB oleh petugas kepolisian, Dinas Perhubungan Kota Semarang, dan Satpol PP Kota Semarang. Baik pengendara motor maupun mobil dihentikan untuk diperiksa dan dicek suhu tubuh, dan beberapa diminta putar balik dengan berbagai alasan.
Apakah menemukan pemudik yang nekat masuk ke Kota Semarang?
Inovasi pemudik banyak sekali. Salah satunya kami menemukan pemudik yang masuk ke wilayah Kota Semarang melewati pos pantau di taman unyil perbatasan dengan Ungaran. Pemudik tersebut untuk bisa melewati petugas, modusnya bersembunyi di dalam mobil yang pura-pura rusak kemudian diangkut kendaraan towing. Mobil kemudian ditutup menggunakan terpal. Setelah kami cek ternyata ada puluhan pemudik di dalamnya. Mereka kemudian kami minta untuk putar balik.
Beberapa pos pantau sudah dibongkar seperti di Ngesrep. Apakah itu menandakan PKM di Kota Semarang sudah berakhir?
Sesuai dengan kebijakan Tim Gugus penanganan Korona Kota Semarang, untuk pos pantau dalam kota ada 8, ini terhitung tanggal hari ini ditiadakan. Itu dianggap kurang efektif karena masyarakat sudah tahu ada pos pantau dan mencari jalur lain guna menghindari petugas pos pantau. Artinya kesadaran masyarakat di PKM masih kurang. Sehingga nanti akan diberlakukan patroli kota secara massif yang akan memecah kerumunan. Patroli gabungan dari Dishub Kota Semarang, Satlantas Polrestabes Semarang, Satpol PP Kota Semarang, dan Dinas Kesehatan.
Soal penutupan jalan protokol dan wilayah pinggiran. Apakah dimungkinkan untuk perluasan penutupan lagi?
Kemungkinan besar akan diperluas untuk penutupan ruas jalan. Khususnya di wilayah pinggiran. Mengingat masih tingginya aktivitas lalu lintas maupun warga di beberapa titik. Penutupan ruas jalan untuk membatasi ruang gerak, supaya meminimalisir persebaran Korona.
Sejauh ini wilayah pinggiran kota yang sudah kami lakukan penutupan yaitu Sampangan dan Tlogosari. Penutupan di dua titik itu karena aktivitasnya cukup tinggi. Bukan berarti ditutup lalu warga tidak boleh beraktivitas. Namun penutupan untuk mengurangi orang luar Sampangan dan Tlogosari masuk ke wilayah itu. (ewb/ton)