RADARSEMAQRANG.ID, Masa kegiatan belajar dari rumah bagi peserta didik di Kota Semarang yang semula direncanakan hingga 13 April 2020 diperpanjang hingga batas waktu yang belum bisa ditentukan. Apa yang seharusnya dilakukan oleh guru. Berikut wawancara wartawan RADARSEMARANG.COM Eko Wahyu Budiyanto dengan Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Gunawan Saptogiri.
Apakah kondisi pandemi Covid – 19 ini sangat berdampak kepada sistem pendidikan di Kota Semarang?
Konsep belajar dalam situasi adanya covid-19 yang berdampak kegiatan belajar mengajar dilakukan. Akhirnya pembelajaran pun dilakukan di rumah masing-masing. Namun bukan berarti dilakukan seenaknya, setiap kepala sekolah dan guru diharuskan berani untuk melakukan inovasi. Inovasi haruslah dilakukan sehingga pembelajaran, meski jarak jauh, dilakukan tidak terlalu monoton. Anak juga merasa senang, dan enjoy dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh ini.
Inovasi seperti apa yang bisa dilakukan oleh guru dalam memberikan pembelajaran di kondisi pandemi ini?
Media pembelajaran sangat mempengaruhi. Karenanya setiap guru harus memberikan inovasi. Bisa berupa materi-materi yang diberikan diselingi hal-hal yang ada di sekelilingnya. Misal membahas soal lingkungan sekarang. Namun juga jangan terlalu banyak diberikan beban tugas. Selain itu, kepala sekolah juga wajib melaksanakan pemantauan secara berkesinambungan terhadap aktivitas guru, karyawan, dan peserta didik dalam pelaksanakan kegiatan belajar mengajar dari rumah.
Apakah orangtua juga memiliki peran dalam menyukseskan pola pembelajaran jarak jauh di pandemi ini?
Benar, orangtua juga sebagai faktor pendukung sukses dan tidaknya pembelajaran. Jangan lantas anak dibiarkan, namun ketika diberikan materi oleh guru juga diberikan pendampingan. Orang tua peserta didik, ikut membantu, mendukung dan memfasilitasi kegiatan belajar mengajar dari rumah. Supaya komunikasi antara guru dan orang tua satu frekuensi untuk saling memantau perkembangan peserta didik. Sehingga, kebijakan yang ditetapkan ini berdampak positif sebagai bagian dari upaya pencegahan wabah Covid-19.
Seperti apa mekanisme pembelajaran tidak bertatap muka di pandemi ini?
Siswa diberikan tugas apa, kemudian dilaporkan kepada gurunya. Nanti guru juga melaporkan kegiatan mereka, sehingga interaksi antara guru, siswa dan orang tua tetap berjalan dengan baik. Jika tanpa adanya komunikasi dengan orang tua itu tentunya juga sangat sulit untuk memantau perkembangan anak. Ada berbagai media pembelajaran yang bisa dimanfaatkan peserta didik selama belajar dari rumah. Di samping itu, masing-masing guru menyiapkan metode pembelajaran secara online. Pembelajaran bisa melalui televisi. Itu sudah bisa dilihat dan sudah ada jadwalnya. Selain melalui televisi juga ada beberapa aplikasi belajar yang lain, seperti Ruang Guru, dan aplikasi serupa lainnya.
Pembelajaran melalui daring seperti ini apakah memungkinkan komunikasi antara satu guru dengan guru yang lain?
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga memiliki laman untuk belajar secara daring yang bisa diakses di situs belajar.kemdikbud.go.id. Di sisi lain, kita juga memberikan pembelajaran secara daring kepada kepala sekolah dan perwakilan guru di masing-masing sekolah terkait cara belajar online di Kantor Dinas Pendidikan Kota Semarang. Dalam hal ini nantinya perwakilan dari beberapa guru tersebut bisa saling berbagi ilmu kepada guru yang lain agar dapat meningkatkan kompetensi dirinya dan juga peserta didik. Maka dalam situasi karantina seperti ini proses belajar mengajar diharapkan tetap bisa dilaksanakan meskipun siswa siswi di rumah dengan melalui daring. (*/ton)