RADARSEMARANG.COM, Generasi milenial atau generasi muda merupakan pemilih pemula yang menentukan suara strategis dalam setiap pemilu. Sayang, masih banyak generasi muda yang belum memiliki kesadaran bagus dalam politik. Berikut bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Miftahul A’la dengan Anggota DPRD Jawa Tengah Muda Padmasari Mestikajati S.IP M.Si.
Bagaimana anda sebagai legislator muda menyikapi masih rendahnya kesadaran berpolitik kaum muda?
Sebenarnya kesadaran berpolitik anak muda sudah mulai tumbuh. Bahkan, anak-anak muda mulai tidak alergi lagi dengan dunia politik. Tetapi memang kalau untuk politik praktis, keinginan anak-anak muda masih relatif rendah.
Sebenarnya apa yang menyebabkan kaum muda ini cuek dengan dunia politik?
Banyak faktor, kalau berbicara tentang apatisme anak muda dalam berpolitik. Secara umum, mungkin karena banyak yang hanya melihat hingar-bingar pencitraan dalam dunia politik. Selain itu banyak yang menilai jika terjun dalam dunia politik memerlukan cost atau biaya yang besar. Karena itu, yang harus menjadi perhatian bersama agar bagaimana citra yang seperti itu tidak ada lagi, sehingga anak-anak muda lebih welcome dengan dunia politik.
Melihat kondisi sekarang, seberapa pentingnya pendidikan politik terutama bagi anak milenial?
Jelas sangat penting dan harus terus mengampanyekan pendidikan politik bagi generasi milenial. Ini sekaligus sebagai bekal agar bisa membuka mata mereka bahwa kalau kita mau concern di politik dan membenahi di ranah politik, sebenarnya kesempatan untuk mmperbaiki kesejahteraan masyarakat itu besar. Apalagi di negara demokrasi yang tidak bisa dipisahkan dengan dunia politik.
Siapa yang bertanggung jawab dalam mengampanyekan gerakan melek politik dan bagaimna caranya?
Pendidikan politik tidak bisa jadi tanggung jawab partai politik saja. Para akademisi dari kampus serta media memiliki tanggung jawab yang sama. Dari lembaga-lembaga pendidikan, mendorong pemikiran generasi milenial menjadi kritis terhadap politik. Sementara media, bagaimana mampu menghadirkan bahwa dunia politik itu memang dibutuhkan dan sebagai upaya membangun simpul demokrasi. Jangan hanya mengabarkan jelek-jeleknya saja tentang tokoh-tokoh politik.
Dengan begitu, sekaligus bisa menjadi media pembelajaran politik bagi anak muda. Sehingga mereka tertarik dan tahu betul apa yang mereka bisa perbuat bila berpolitik. Atau paling gampang mereka tahu pilihan politik mereka memiliki nilai sehingga tidak salah pilih. Selain itu, bisa menciptakan iklim politik yang transparan, jujur dan bermanfaat untuk masyarakat luas. (*/ida)