27 C
Semarang
Saturday, 11 October 2025

Pengelola Harus Punya Positioning Produk Wisata

Kembangkan Potensi Wisata Daerah

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM,- Pengelolaan lokasi wisata sangat potensial untuk mendongkrak perekonomian masyarakat. Asalkan dikelola dengan profesional dan terpadu. Apalagi jika dijadikan tempat untuk syuting film. Sebagaimana yang dilakukan cucu pendiri Rumah Doa Bukit Rhema, Daniel Alamsjah. Berikut bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Puput Puspitasari dengan Pengelola Wisata Bukit Rhema (Gereja Ayam) Denmas Setya Wenas.

Bagaimana pengaruh dunia perfilman terhadap dunia wisata?

Sangat membantu, karena dunia film salah satu dunia marketing. Walaupun subleminal, tapi sangat berpengaruh, apalagi skalanya film itu internasional. Bukit Rhema pernah jadi lokasi syuting film Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC 2).

Apakah setelah jadi lokasi syuting film, tempat wisata bisa jadi semakin ramai?

Iya, jadi ramai. Pengunjung dari Malaysia juga banyak yang ke sini. Bahkan, dengan banyaknya pengunjung kami turut memberikan kontribusi kepada daerah melalui pembayaran pajak daerah.

Sejauh mana mengelola tempat wisata yang mengesankan?

Tempat wisata yang mengesankan adalah tempat wisata yang memberikan pengalaman baru, nggak hanya dilihat. Ini kayak Bukit Rhema, di sini nggak cuma melihat bangunan Merpati terbesar di Jateng, tapi merasakan bisa menulis doa yang kemudian didoakan tiap Minggu. Di sini bisa kontak juga dengan para karyawan dari orang-orang yang pernah direhabilitasi.

Selain itu, tempat wisata ini juga bagian dari upaya memberdayakan masyarakat. Karena masyarakat bisa berjualan makanan atau kuliner. Belum lagi dari jasa pertunjukan wisata, dan sebagainya.

Bagaimana resepnya mengelola tempat wisata menjadi menarik?

Tujuh tahun saya di Integrated Marketing Commucation (IMC), memang pengembangan informasi harus digital. Tapi jangan lupa, pemerintah dan pengelola harus punya positioning produk apa. Kalau itu clear, baru marketing, mau jualan ke siapa. Setelah itu baru promosi pakai digital marketing.

Ini karena ketertarikan pengunjung wisata itu fluktuatif. Ketika bukan musim wisata, harus jeli melihat market agar pengunjungnya ada terus. Selain itu, butuh dukungan masyarakat dan pemerintah untuk menjaga tempat wisata tetap eksis. (*/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya