RADARSEMRANG.ID, Penyebaran virus korona hingga ke Indonesia, memberikan dampak besar bagi tenaga kerja. Beberapa produk impor dari Tiongkok mulai dihentikan. Termasuk belum mengizinkan tenaga kerja asing. Berikut bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Alvi Nur Janah dengan Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Semarang Sutrisno.
Upaya apa untuk melindungi tenaga kerja dari virus korona?
Rabu kemarin, beberapa intansi terkait mengadakan pertemuan membahas dampak virus korona terhadap industri di Kota Semarang. Di antaranya dengan beberapa dinas yang berhubungan langsung dengan tenaga kerja, seperti Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Dinas Perindustrian, Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan (Dinkes), dan DTMPTSP Semarang.
Penekanananya agar semua stakeholder bekerjasama untuk menekan kepanikan dan tidak berlebihan menyikapi korona. Pasalnya, ada beberapa perusahaan sempat khawatir terhadap kondisi tubuh karyawan. Dinkes menekankan agar selalu menjaga kebersihan, menjaga kontak dengan pihak lain, istirahat yang cukup. Karena nantinya berakibat pada produktivitas tenaga kerja itu sendiri.
Sejauh ini efek korona berdampak pada tenaga kerja dan industri?
Beberapa perusahaan makanan masih terhambat. Ada sebagian bahan baku yang belum lancar terdistribusi ke pedagang. Terutama jeruk impor dari Tiongkok akhirnya tersendat. Akhirnya kami nyetok dari Malaysia, negara terdekat.
Selain itu ada upaya pembatasan jumlah tenaga kerja asing. Ini dasarnya surat edaran (SE) dari Menkumham dan SE Kementerian Tenaga Kerja. Yang terlanjur masuk, sementara ini belum diperpanjang kontraknya.
Ada pembatasan kerja, baik terkait kontrak dan kondusivitas pasca merebaknya korona. Itu semua bentuk kewaspadaan nasional sehingga pemerintah tidak lengah. Sehingga tidak berdampak pada semua intansi.
Tenaga kerja asing dari negara mana saja yang dibatasi?
Pembatasan lebih ke tenaga asing yang berasal dari negara terpapar, seperti Tiongkok dan Korea dihentikan dulu sampai kondisi normal kembali. Tahun lalu, terdapat 200-an lebih tenaga kerja asing. Namun, tahun ini tinggal 29 tenaga kerja asing. Namun sebenarnya, tenaga asing turut menyumbang pendapatan daerah. Di antara mereka, biasanya menjadi konsultan infrastuktur dan lain-lain.
Apa kontribusi tenaga kerja asing bagi Kota Semarang?
Salah satu sumber pendapatan Dinas Tenaga Kerja dari tenaga asing. Sistematikanya, tenaga kerja asing yang sudah terdaftar di pusat, maka daerah mendapat bagian. Dalam sebulan, tenaga asing dari pusat bisa menghasilkan pendapatan sebesar seratus dollar.
Namun sejak adanya isu korona, target Disnaker yang awalnya Rp 4 miliar dengan 240 tenaga kerja asing jadi tak tercapai. Kami sempat konsultasi dengan pemerintah pusat untuk merevisi kebijakan agar target tidak harus Rp 4 miliar. Meski tenaga kerja asing itu sebagian berasal dari India dan Malaysia. Meski begitu, kami berharap industri tetap berjalan produktif sehingga distribusi penjualan kembali lancar. (*/ida)