RADARSEMARANG.COM, – Dua tahun terakhir, 2019-2020, Pemprov Jateng mengalokasikan anggaran untuk guru ngaji dan Taman Pendidikan Quran (TPQ)se-Jawa Tengah. Jumlahnya memang belum begitu besar, tetapi kebijakan tersebut patut didukung dan diapresiasi. Berikut bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Miftahul A’la dengan Wakil Ketua Komisi E DPRD Jawa Tengah Abdul Aziz.
Sejauh mana kebijakan anggaran untuk guru ngaji dan TPQ di Jawa Tengah?
Jelas ini sejarah baru. Terutama bagi guru-guru ngaji dan TPQ se Jawa Tengah. Puluhan tahun mengabdi, baru dua tahun terakhir 2019-2020 mendapatkan insentif gaji. Tidap besar memang, karena satu guru baru mendapatkan Rp 100 ribu per bulan. Namun paling tidak ini bukti, jika sudah ada kepedulian dari pemerintah terhadap guru-guru ngaji dan TPQ di Jawa Tengah. Realisasi ini, ternyata harus melalui proses yang sangat panjang.
Berapa anggaran yang dialokasikan Pemprov Jawa Tengah?
Tahun 2019, alokasi anggarannya sebesar Rp 205 miliar. Sementara tahun 2020 ini, ada peningkatan menjadi Rp 250 miliar. Anggaran itu untuk 171.131 guru ngaji yang sudah didaftarkan dan didata oleh Pemprov Jawa Tengah. Ini tidak terlepas dari janji politik Gubernur Ganjar Pranowo bersama Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen.
Seberapa besar peran guru ngaji dalam menanamkan pendidikan karakter generasi bangsa, terutama anak-anak?
Besar sekali perannya. Terutama untuk memberikan pendidikan agama dan moral. Selama ini, guru-guru ngaji secara ikhas tanpa pamrih mengajar setiap hari. Keinginannya hanya membekali anak-anak muda dengan pendidikan moral, agama dan pendidikan karakter. Ini sangat dibutuhkan oleh generasi milenial. Pendidikan agama, moral dan karakter akan menjadi bekal agar kelak ketika dewasa tidak terjerembab dalam hal-hal buruk. Sehingga bisa tumbuh dengan kualitas sumber daya manusia yang mumpuni, berakhlakul karimah dan bisa berbakti untuk bangsa-negara.
Ternyata masih banyak guru ngaji yang belum terkaver?
Sebenarnya belum semua guru ngaji merasakan anggaran tersebut. Karena jumlahnya jelas sangat banyak, mengingat pendidikan agama bagi masyarakat menjadi prioritas. Karena itulah, Komisi E DPRD Jawa Tengah akan terus berusaha meningkatkan anggaran untuk guru ngaji. Termasuk guru-guru ngaji di pondok pesantren.
Respon guru ngaji dengan kebijakan tersebut?
Hampir semua guru ngaji se-Jawa Tengah menyambut positif kebijakan Pemprov Jateng ini. Harapannya jelas, anggaran bisa ditambah sehingga insentif semakin merata dan semua guru ngaji bisa merasakan perhatian pemerintah. Meski itu bukan tujuan utama, karena mereka tetap berdakwah secara ikhlas dengan mengajarkan pendidikan agama untuk anak-anak di Jawa Tengah. (*/ida)