RADARSEMARANG.COM, Tak berbenah seiring perkembangan zaman, museum akan ditinggalkan generasinya. Karena itulah, Museum Ranggawarsita melakukan banyak perubahan sehingga jauh dari kesan suram. Berikut bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Dewi Akmalah dengan Kepala Museum Ranggawarsita Dra Asih Widhiastuti M.Si.
Bagaimana kondisi Museum Ranggawarsita saat ini?
Alhamdulillah sudah banyak mengalami kemajuan. Berbagai inovasi sudah kami kembangkan untuk meningkatkan antusiasme dan kunjungan masyarakat. Yang pasti kesan suram jauh berkurang dari beberapa tahun lalu.
Inovasi apa sajakah yang sudah dilakukan?
Kami ada beberapa program untuk meningkatkan kunjungan. Seperti Belajar Bersama Museum (BBM), Dolan ke Museum, penggunaan studio mini untuk memutarkan film sejarah dan masih banyak lainnya.
Bagaimana hasilnya?
Saat ini kunjungan meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2018 kami mencatat hanya 60 ribu kunjungan. Tahun 2019 naik mencapai 78 ribu kunjungan. Dan tahun ini dengan inovasi yang terus kami kembangkan, semoga saja kunjungan akan terus meningkat. Khususnya dari generasi milenial.
Apa saja program Museum Ranggawarsita yang akan diterapkan tahun 2020?
Kami akan membentuk kids corner. Sebab tiap tahun kunjungan anak-anak terus meningkat. Selain itu, kami juga melaksanakan program Night at The Museum. Jadi pengunjung tidak perlu takut ke museum pada malam hari. Sekaligus menghapus stigma suram pada museum.
Adakah cara khusus untuk menarik milenial agar berkunjung ke museum?
Ada. Kami ada program Museum Goes to School. Jadi kami yang akan membawa koleksi ke sekolah-sekolah. Selain itu, kami meminta Dinas Pendidikan Pemprov Jawa Tengah untuk mengeluarkan edaran ke kabupaten/kota agar siswa SMA/SMK berkunjung ke museum. Harapannya pelajar yang notabene generasi milenial semakin tertarik untuk berkunjung ke museum.
Seperti apa Museum Ranggawarsita mengadaptasi teknologi digital?
Kami bekerjsama dengan pihak yang peduli dengan museum untuk menggunakan teknologi digital seperti video mapping guna mengenalkan koleksi museum yang jumlahnya mencapai 59.802 item. Tapi tetap saja butuh proses. Jadi harus bersabar.
Harapannya demi eksistensi Museum Ranggawarsita ke depan?
Tentu inginnya semakin dikenal masyarakat. Tidak hanya dengan image penyimpanan barang kuno. Tapi sebagai tempat belajar dan wisata. Karena mengunjungi museum, bisa belajar sejarah. Menjadi warga negara yang baik adalah yang tidak melupakan sejarahnya. (*/ida)