RADARSEMARANG.COM, Robohnya atap SDN Palebon 1 Semarang kemarin, sangat mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut. Hal itu memantik perhatian pimpinan DPRD Kota Semarang yang berharap ada evaluasi sehingga kejadian itu tak terulang lagi. Berikut bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Eko Wahyu Budiyanto dengan Ketua DPRD Kota Semarang Kadarlusman.
Ternyata masih adanya gedung sekolah rusak di Kota Semarang?
Keberadaan gedung SD dan SMP Negeri di Kota Semarang merupakan tanggung jawab Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang. Karenanya, apabila terjadi kerusakan wajib segera ditangani. DPRD Kota Semarang selalu mengingatkan supaya setelah pembangunan infrastruktur sekolah rampung, ditinjau ulang. Sudah sesuai sepk atau tidak. Itu perlu dilakukan untuk meminimalisasi adanya kerusakan ke depannya.
Apa sarannya, untuk meminimalisasi terjadinya sekolah rusak seperti kasus SDN Palebon 1?
Terpenting yang harus dilakukan Disdik di tahun 2020, harus melakukan renovasi. Tapi teliti dulu, siapa pemenang lelangnya. Anggarannya ada berapa, waktu pengerjaan juga harus diperpanjang agar tidak tergesa-gesa seperti kemarin.
Idealnya pekerjaan pembangunan itu dilakukan 6 bulan, namun kebanyakan hanya dikasih tenggang waktu sampai 3 bulan saja. Ini yang nantinya tidak bisa dipertanggungjawabkan. Misalnya kualitas materialnya, waktu pembuatannya sebentar, pasti hasilnya tidak maksimal. Itu yang harus dievaluasi. Apalagi dengan kondisi cuaca seperti sekarang ini.
Apalagi, saat ini dunia pendidikan di Kota Semarang menjadi sorotan masyarakat. Apalagi telah muncul kepedulian untuk merasakan belajar di gedung yang nyaman dan aman.
Apakah perlu pembangunan infrastruktur sekolah cukup ditangani dinas teknis, bukan Dinas Pendidikan?
Kalau saya sepakat. Jadi dinas teknis itu sudah ada. Dinas Pendidikan mestinya hanya mengurusi cara memberikan pelayanan pendidikan terbaik dan kurikulum terbaik. Kalau hal teknis itu harus diserahkan kepada dinas teknis yang memiliki tenaga khusus dan memahami spesifikasi soal itu. Tahu persis kebutuhan dan spek yang baik seperti apa. Kalau Dinas Pendidikan dalam hal ini hanya sebagai pengawas, boleh-boleh saja. Namun kalau semua pekerjaan teknis seperti pembangunan infrastruktur dikelola mereka, itu kurang pas. Lebih baik diserahkan ke dinas teknis, hasilnya juga maksimal.
Berapa anggaran selama setahun untuk perawatan gedung baik SD maupun SMP? Idealnya berapa?
Anggaran pendidikan khusus di 2020 ini paling besar. Karena menjadi perhatian khusus DPRD dan Pemkot Semarang. Yang jelas, lebih besar. Anggaran lain bisa dikurangi, namun khusus anggaran pendidikan tidak dikurangi, justru ditambah.
Pemkot gencar mengampanyekan sekolah ramah anak, sementara banyak gedung sekolah rusak?
Sebenarnya saya mengapresiasi langkah yang dilakukan Pemkot Semarang dengan program sekolah ramah anak. Namun ambruknya atap kemarin itu, hanya krikil-krikil saja, diluar dugaan kita semua.
Hanya ini kan kesalahan teknisnya, itu musibah. Meski begitu, harus menjadi perhatian khusus Pemkot Semarang agar ke depan tidak terjadi seperti itu. Kembali lagi, untuk hal teknis seperti membangun gedung tetap diberikan kepada dinas teknis saja. (*/ida)