RADARSEMARANG.COM – Mantan anggota DPRD Jawa Tengah, dosen, staf ahli DPRD Jateng, konsultan hukum ini sekarang menjabat sebagai Plt Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Tengah. Kesibukan yang luar biasa, membuatnya harus pintar-pintar membagi waktunya.
Sejak Juli 2021, Bona Ventura Sulistiana menjabat sebagai Plt Ketua Umum KONI Jateng. Ia terpilih secara aklamasi untuk menggantikan Subroto yang meninggal pada 27 Juni 2021.
Pria yang bulan lalu genap berusia 59 tahun ini mengaku, tidak ada keinginan dan ambisi untuk menjadi ketua KONI Jateng. Namun karena dipercaya oleh rapat pimpinan, ia mengambil tanggung jawab itu. “Konsekuensi dan tanggungjawab itu harus saya jalankan,” katanya.
Sebagai manusia, menurut Bona, harus memiliki prioritas. Walau aktivitasnya banyak di luar KONI, saat ini ia memilih KONI menjadi prioritas utama. Tentu bukan berarti yang lain tidak menjadi prioritas. “Menjadi plt saya utamakan, jangan sampai setengah hati karena hasilnya akan tidak maksimal,” akunya.
Bona bercerita, sejak dulu ia diajarkan oleh orang tuanya jika menjadi pemimpin harus menjadi pemimpin yang mengayomi, menyejukkan, bekerja keras dan memakmurkan. Memang tugas pemimpin seperti itu, harus bisa banyak hal agar organisasi yang dipimpinnya bisa berjalan baik. “Dari dulu saya diajarkan orang tua saya. Jadi pemimpin itu harus bisa ngayomi, ngayemi, ngayahi dan nyugehi,” akunya.
Nasehat itu yang terus ia pegang sampai sekarang. Kalau ada anggotanya atau bawahannya yang salah, ia menegur, mengingatkan, memberikan contoh. Semua itu dilakukan tanpa mempermalukan. “Membina bukan berarti mempermalukannya,” jelasnya.
Sebagai seorang ahli hukum dan pernah menjadi Komisioner Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah, Bona ingin mengelola KONI dengan sangat hati-hati. Ia selalu mengacu pada rambu-rambu konstitusi. Ia juga mengelola organisasi menggunakan prinsip good sport goverment.
Prinsip tersebut ada tiga yaitu administrasi yang baik, organisasi yang baik, dan keuangan yang baik. Selain itu dijalankan dengan memenuhi syarat akuntabel, transparan dan efektif. Semua hal tersebut harus berjalan beriringan agar olahraga di Jateng ini berkembang dengan baik.
“Insya Allah kalau semua itu dapat dijalankan, akan menghasilkan atlet yang berprestasi dan sejahtera,” ujar pria yang sering sowan ke ulama ini.
Bona mencontohkan, dana hibah KONI yang sebetulnya bisa dikelola dengan mandiri. Namun untuk menjaga kehati-hatian, ia memilih setiap dana yang akan keluar KONI harus atas persetujuan dari tim verfikasi. Tim ini pun terdiri dari auditor internal dan eksternal. Ia selalu menekankan teman-temannya menjalankan itu sesuai dengan aturan. “Saya ingin semuanya clear, dan sesuai aturan,” terangnya.
Sebagai mantan atlet, ia tidak hanya berfokus pada peningkatan prestasi atlet sekarang . Namun juga memperhatikan atlet setelah pensiun. Ia paham betul usia menjadi seorang atlet ada batasnya. KONI akan menbantu apa yang akan dilakukan oleh atlet setelah pensiun.
Ia memisalkan ada atlet yang ingin melanjutkan kuliah S2 atau S3, KONI akan hadir untuk membantu. Tidak hanya itu saja, KONI akan membantu apapun yang menjadi passion dari atlet itu sendiri. “Setelah berprestasi, atlet ingin melanjutkan karirnya kemana. KONI akan hadir untuk membantunya,” akunya.
Untuk waktu dekat ini, tugasnya sebagai Plt ketua umum KONI terus mengupayakan agar atlet Jateng bisa mendapatkan hasil yang memuaskan di PON XX Papua. Ia sudah memetakan perolehan medali emas pada cabang olahraga mana dan mendapat medali berapa. Targetnya bisa mengungguli perolehan emas pada PON sebelumnya.
“Jumlah targetnya adalah 45 emas dari pemetaan 23 cabor yang diunggulkan. Harapannya sisanya cabor yang tidak diunggulkan mampu menyumbang emas juga,” terangnya.
Kalau hal itu dapat terwujud, kata Bona, pertanggungjawaban ia publik sudah selesai. Selain itu peningkatan prestasi itu akan berimbas juga pada antusias dan gairah masyarakat untuk menjadi atlet-atlet di masa mendatang. (cr7/ton)