27 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

Jiwa dan Raga Berdarah Pemasyarakatan

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Menjadi Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah merupakan tugas mulia bagi Meurah Budiman. Bahkan, ia menyebut sudah berdarah pemasyarakatan.

Menapaki karir mengayomi dan membimbing warga binaan tentu bukan hal yang mudah. Terlebih memiliki tugas utama di Kemenkumham untuk melakukan pembinaan, monitoring, dan pengawasan balai pemasyarakatan (Bapas), rumah tahanan (Rutan) dan lembaga pemasyarakatan (Lapas) se-Jateng. Baik di bidang keamanan maupun pembinaan.

Pria kelahiran Aceh 4 Maret 1868 ini bertugas di bidang pemasyarakatan sejak lama. “Jiwa raga kita sudah darah pemasyarakatan. Apalagi di Jateng adalah pusat perhatian karena menjadi barometer lapas yaitu ada di Nusakambangan,” katanya pada RADARSEMARANG.COM.

Ayah dua anak ini memulai tugas di Lapas Meulaboh-Aceh Barat tahun 2005-2015). Kemudian menjadi Kalapas Langsa – Aceh tahun 2005-2007, Kalapas Lhokseumawe – Aceh tahun 2007-2010, Kalapas Tanjung Pinang – Kepri tahun 2010-2011.

Berkat kualitas tugas yang diemban, Meurah memperoleh promosi jabatan menjadi Kabid Pembinaan Kanwil Kemenkumham Sumut tahun 2012-2014, Kabid Pembinaan Kanwil Kemenkumham Aceh 2014-2017. Bahkan menjadi Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Gorontalo tahun 2017-2018, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Aceh tahun 2018-2020. Kini bertugas menjadi Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah.

Ketertarikan Meurah di bidang pemasyarakatan diawali sejak kuliah. Saat menyelesaikan S1 di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), ia menyusun skripsi tentang pembinaan narapidana di lapas. Dengan judul “Peranan Lapas dalam Membekali Narapidana untuk Kembali di Masyarakat”. Berisi tentang pembinaan napi ketika kembali ke keluarga, minimal tidak mengulangi kesalahan dan pelanggaran pidana lagi.

Saat itu, lanjutnya, pada 1900-an kegiatan keterampilan pembinaan masih minim, petugas juga terbatas. Namun, kini sudah banyak. Bahkan,  November 2020 lalu sudah diresmikan gerakan ekonomi pemasyarakatan oleh menteri.

“Kita memberdayakan semua sektor lapas dan rutan di Jateng. Baik di bidang batik, lahan pertanian, dan lain-lain. Bahkan kita sudah ada MoU membangun industri tekstil yang bertempat di Lapas Semarang, Lapas Magelang, dan Rutan Surakarta,” jelasnya.

Pencapaian yang dilakukan tak lepas dari prinsip komunikatif, kompak dan solid. Di divisi pemasyarakatan, tidak bertanggung jawab sendiri. Namun juga melibatkan divisi hukum dalam hal penyuluhan, divisi imigrasi dalam hal pengawasan orang asing baik di dalam lapas rutan ataupun pasca bebas. Dan divisi administrasi yang menyangkut fasilitasi dan SDM.”Tidak ada tugas berat yang tidak bisa diselesaikan. Jadi seberat apapun bisa diselesaikan bersama-sama, karena kami team work bukan ego sektoral,” tandasnya.

Di bawah kepimpinannya, ada banyak inovasi layanan yang dilakukan unit pelaksana teknis (UPT) lapas, rutan dan bapas. Terkait layanan di tengah pandemi ini, UPT telah membuat inovasi layanan online secara gratis. Yaitu berupa layanan video call dengan keluarga, layanan sidang online, bahkan monitoring klien bapas secara online. Peningkatan layanan tersebut menyusul adanya Peraturan Menkumham Nomor 32 Tahun 2020 tentang Syarat Pemberian Asimilasi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat Bagi Narapidana dan Anak dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan Penyebaran Covid-19.

Adapun kedisiplinan dalam melakukan instruksi pimpinan juga dilakukan. Di antaranya terkait ruang keamanan dan ketertiban dengan melakukan deteksi dini. Baik deteksi kerawanan keamanan maupun upaya memasukkan narkoba di dalam lapas dan rutan. Selain upaya penggeledahan secara rutin, Kemenkumham juga membentuk tim satuan operasional kekuatan internal (satkopaknal) sejak 2020. Bersama dengan petugas lapas dan rutan, rutin turun ke UPT untuk melakukan penggeledahan. “Tentunya ini dalam rangka pencegahan adanya HP, pungli dan narkoba (halinar), tidak boleh ada lagi,” bebernya.

Di satu sisi, sinergi dengan aparat penegak hukum juga dijalankan dengan baik. Seperti bersinergi dengan kepolisian, pengadilan dan kejaksaan untuk menyidangkan narapidana. “Alhamdulillah terus terang saya akui teman-teman semua kompak dan solid,” tuturnya. (ifa/lis)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya