RADARSEMARANG.COM – Menjadi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tidak melulu memperjuangkan aspirasi soal pemerintahan maupun pembangunan. Saat ada warga yang kesusahan, juga menjadi suatu kewajiban untuk membantunya. Itulah pandangan Nur Faizin sebagai wakil rakyat.
Sebagai anggota dewan periode 2019-2024, politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), itu selalu hadir di tengah masyarakat. Jabatannya sebagai wakil ketua DPRD Kabupaten Batang membuatnya harus mampu menampung aspirasi seluruh masyarakat.
“Saya sebagai koordinator bidang pembangunan, tidak lepas dengan komisi-komisi lain. Kalau ada masyarakat yang mengadukan ke kita terkait pemerintah kita juga harus siap,” ujarnya pada RADARSEMARANG.COM di kantornya, Kamis (11/2/2021) pagi.
Mengingat pentingnya mengemban kepercayaan masyarakat, ia selalu menyempatkan diri ke lapangan. Hadir di tengah-tengah masyarakat. Tidak hanya di dapilnya (Subah, Pecalungan, Tulis, dan Kandeman) saja, tapi juga di seluruh wilayah Kabupaten Batang.
“Kita harus sering-sering turun ke lapangan. Misal ada yang terkena musibah kebakaran kita hadir, memberikan sesuatu yang bisa meringankan beban orang yang terkena musibah. Walaupun jumlahnya tidak seberapa,” tuturnya.
Menjadi anggota dewan tidak melulu berkutat pada persidangan. Masyarakat memberikan kepercayaan untuk mewakilkan suaranya. Karenanya, aspirasi harus selalu digali langsung dari sumbernya. Aspirasi yang diperjuangkan tidak melulu soal kepemerintahan ataupun pembangunan daerah. Saat ada masyarakat yang merasa kesusahan, itu juga menjadi suatu kewajiban untuk membantunya.
Seperti yang terjadi baru-baru ini, ia hadir saat warga Gumawang, Kecamatan Pecalungan, diterpa musibah kebakaran. Menggandeng Banser Deda Gumawang ia membedah rumah Tasinah pada Jumat (12/2/2021).
“Saya harus bisa menempatkan diri, bahwa saya bukan hanya milik segelintir pihak, tapi semua kecamatan harus saya sambangi juga. Paling tidak menyapa semua konstituen di Kabupaten Batang,” tandasnya.
Tiap ada undangan, Nur Faizin juga sering menyempatkan hadir di tengah masyarakat. Saat pandemi, interaksi di tengah masyarakat semakin terbatas. Namun ia tetap hadir dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Selain hadir di masyarakat, warga juga sering datang ke rumahnya. Ia siap menemui masyarakat yang mengutarakan aspirasi apapun. Solusi akan diberikan semampunya, karena itu menjadi tugasnya anggota dewan.
“Tamu-tamu biasanya datang sore hingga malam. Orang yang ke rumah rata-rata menyampaikan aspirasi keluhan, seperti pelayanan di desa, kecamatan, dan lain sebagainya,” tandasnya.
Masuk Sistem Biar Aspirasi Terakomodasi
Nur Faizin merintis karir politik dari nol. Saat menjadi mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, berbagai kajian berkaitan dengan negeri ini digarapnya. Faizin aktif di organisasi kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Ciputat.
Ia sering menggagas diskusi bersama forum kajian mahasiswa Ciputat (Formaci). Forum studi yang lahir sejak 1986. Aktivitas itu mengasah kekritisannya terhadap pemerintahan kala itu. Usai lulus kuliah tahun 1997, ia mulai terjun ke dunia politik.
Faizin memilih masuk ke organisasi struktural. Ketimbang menggunakan cara parlemen jalanan yang ramai pada saat itu. Memperjuangkan hak, tuntutan, dan aspirasi bisa dilakukan melalui sistem. Karenanya, tahun 1999, ia bergabung dengan Partai Bulan Bintang (PBB). Saat itu jabatan sebagai ketua DPC PBB Kabupaten Batang diemban.
“Saya terinspirasi ketika menjadi mahasiswa, banyak aspirasi yang kurang terakomodasi di pusat. Kalau kita di jalanan akan susah. Saya pingin masuk ke sistem, biar lebih tahu di dalamnya seperti apa,” ujarnya.
Ia ingin menggali kenapa aspirasi rakyat tidak bisa terakomodir. Akhirnya ia memutuskan untuk aktif di dalam parlemen, supaya bisa ikut memperjuangkan apa yang menjadi aspirasi masyarakat.
Keinginannya untuk menjadi wakil rakyat tidak bisa terwujud. Ia gagal mendapatkan suara. Keinginannya adalah memperjuangkan hak-hak masyarakat sesuai nilai-nilai Islam. Melalui partai, kepentingan umat Islam diperjuangkan secara penuh. Sesuai gelar sarjana agama yang diembannya.
“2002 baru aktif di PPP, saya merasa platformnya sama. Sama-sama partai Islam. Karena di Batang itu PBB minim konstituennya, sehingga saya beralih ke PPP,” kata Faizin. (yan/zal)