RADARSEMARANG.COM – Budiono ingin mewujudkan Wonosobo number one. Caranya dengan meningkatkan kinerja dan layanan pertanahan yang menjadi wilayah kerjanya.
Selama enam bulan memimpin Kantor Agraria dan Tata Ruang, Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Kabupaten Wonosobo, Budiono menerapkan mekanisme kerja baru. Hasilnya, kantor ATR/BPN Kabupaten Wonosobo mendapat penghargaan menjadi kantor terbaik se- Jawa Tengah.
”Alhamdulilah, semua yang kita terima ini tidak bisa lepas dari peran Tuhan yang terus memberikan kita kemudahan. Soal penghargaan ini kan hanya bonus saja. Prinsip yang kita terapkan itu bagaimana cara membuat segala pekerjaan ini menjadi ikhlas. Sehingga tidak menjadi beban. Sebab segala sesuatu yang kita kerjakan di sini pada akhirnya hanya akan kembali kepada Tuhan,”paparnya.
Untuk mencapai itu, ia mengaku hanya mengubah mekanisme kerja para pegawainya. Bila sebelumnya, para pegawai pulang kerja jam 16.00, kini diubah malam. “Agar mereka tidak keberatan, uang makan saya ambilkan dari biaya operasional saya. Kita jadwalkan makan malam bersama di kantor. Seperti saat penyelesaian PTSL tahun lalu, setiap malam mereka di kantor. Sehingga kita bisa menjadi kota kedua tercepat menyelesaikan program tersebut. Ini bisa kita lakukan karena saya memberi contoh juga. Bukan hanya ngomong, tapi ada bukti,”tandasnya.
Lanjut Budiono, dalam bekerja ia menegaskan adanya keiklasan. Digaji dari kantor hanya untuk melayani masyarakat. Itu yang ditekankan pada pegawainya. Agar tidak ada penilaian dari masyarakat mengenai pelayanan yang buruk di BPN.
Ia bertekad menjadikan Wonosobo number one. Karena bidang kerjanya di BPN, maka upaya yang dilakukan menuju Wonosobo number one adalah dengan kepengurusan tanah.
“Saya sebagai kepala kantor ATR/BPN berwenang mengurus masalah tanah. Maka saya harus bisa mulai dari sini sebelum itu menjadi motto Pemkab Wonosobo ke depan,”tandasnya.
Target Selesaikan 73 Ribu Sertifikat
Tahun ini kerja Budiono dan seluruh anak buahnya akan lebih berat dibandingkan sebelumnya. Mereka harus mengejar target menyelesaikan sertifikasi massal untuk sekitar 73 ribu bidang tanah. Jumlah yang meningkat tajam dibandingkan tahun lalu yang berhasil menyelesaikan sekitar 27 ribu sertifikat.
“Tahun ini Kabupaten Wonosobo mendapat jatah untuk menyelesaikan 73.000 sertifikat massal. Jika sesuai jadwal, program ini direncanakan bakal selesai dalam tujuh bulan ke depan,” kata Budiono.
Dengan jumlah itu, menurutnya, ada kesempatan besar bagi kantornya untuk terus memberikan manfaat bagi masyarakat. Apalagi dengan jumlah yang semakin besar diberikan ke Kabupaten Wonosobo, kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan pengakuan resmi atas kepemilikan tanah semakin luas.
“Tujuannya tak lain, disisa pengabdian kita ini hanya ingin memaksimalkan apa yang kita bisa. Untuk mencoba memberikan yang terbaik bagi masyarakat di kabupaten ini,” terangnya. (git/lis/ton)