31 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Sukses Bisa dari Berbagai Jalan

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Banyak jalan menuju sukses. Begitu kata Sholeh Bintoro, pemilik Perusahaan Otobus (PO) Pariwisata 44 Trans, Kabupaten Pekalongan.

Orang mungkin hanya melihatnya sekarang, ketika ia sudah besar dengan nama 44 Trans. Namun siapa sangka, ternyata Sholeh pernah dihadapkan pada dua pilihan pelik: melanjutkan kuliah atau bekerja. Kala itu kondisi perekonomian keluarganya sedang ambruk.

Saat kuliah di Universitas Borobudur Jakarta, dorongan jiwa menjadi pengusaha sudah kuat. Ia dididik untuk menjadi pribadi mandiri sejak kecil. Dihadapkan dengan pilihan pelik itu sempat membuatnya gusar. Tapi ia mencoba bertahan menghadapi. Sambil kuliah, ia bekerja jadi montir di salah satu bengkel mobil dekat kampusnya.

“Belum genap satu semester, saya mantapkan diri meninggalkan kuliah. Saya ingin fokus bekerja. Pikiran saya, dari hasil kerja itu nanti untuk mendirikan usaha. Untuk bisnis,” ungkapnya kepada RADARSEMARANG.COM.

Lima tahun Sholeh bekerja sebagai montir. Ia dapat mengatur keuangannya sendiri dengan baik. Tak mau terus menjadi karyawan, ia memutuskan keluar dari bengkel mobil itu. Tabungannya ia belikan mobil bekas. Ia merintis bisnis jual beli mobil bekas.

“Dari menjual satu, kemudian berani menjual dua. Begitu seterusnya hingga bisa berkembang ke jual beli sepeda motor bekas juga. Saya mendirikan show room di Jakarta. Sendiri. Itu sekitar tahun 1996. Jelang krisis moneter,” katanya.

Show Room miliknya ia beri nama 44 Motor. Agak besar di Jakarta, ia buka cabang di kampung halamannya, Kabupaten Pekalongan. Bisnisnya makin besar. “Berada di titik itu saya makin tak menyesal memilih meninggalkan kuliah. Bagi saya, sukses tak hanya dari satu jalan. Kuncinya mau bekerja keras dan pantang menyerah. Sukses bisa dari banyak jalan,” bebernya.

Berawal dari Bus Karyawan Bekas

Bisnis jual beli mobil dan motor bekas Sholeh sudah kokoh. Ia belum memiliki keinginan untuk melebarkan sayap bisnisnya. Suatu ketika, ia ditawari bus karyawan bekas milik Pertamina. Tanpa pikir panjang bus itu ia beli. “Bus itu kemudian saya rentalkan, saya sewakan,” tuturnya.

Sholeh bertaruh. Ia ingin mencoba mengembangkan bisnisnya. Ia nekat membeli bus baru yang lebih layak disewakan. Bus karyawan itu ia jual. “Lalu saya beli bus baru ukuran 3/4. Tentu saja saya membelinya dengan kredit,” katanya.

Berkat keuletan dan mampu membaca peluang akhirnya Sholeh memiliki Perusahaan Otobus (PO) Pariwisata. Bisnis jual beli motor dan mobil tetap berjalan. Jumlah bus yang ia miliki makin banyak. Kini mencapai 20 unit. “Tahun 2015, saya ganti nama PO 44 Motor jadi 44 Trans,” ujarnya.

Nama 44 Trans kini dikenal di Kabupaten Pekalongan. Bahkan memiliki penggemar. Namanya 44 Trans Lovers. Namun semua itu tidak diraih Sholeh dengan mudah. Sebagai bos, ia tak sungkan mengerjakan apa yang orang anggap remeh. Ia sering membongkar dan merawat mesin mobil-mobilnya sendiri. Demi menjaga kualitas barang dagangannya. “Ya, karena saya telah terbiasa begitu. Lima tahun saya jadi montir. Karena sering bongkar-bongkar sendiri, kadang orang meremehkan dan tidak percaya kalau saya bos,” ungkapnya.

Bagi Sholeh, itu bukan hal remeh. Justru dari situ ia bisa merasakan apa yang karyawannya rasakan. Hal itu yang membuat Sholeh dekat dengan para karyawannya. Dalam perjalanan bisnisnya Ia bahkan tak pernah sekalipun melakukan PHK. “Saya dekat dengan karyawan. Seperti teman. Justru jika tanpa mereka saya bukan siapa-siapa,” tuturnya. (nra/ton/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya