31 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Ubah Citra Negatif Karang Taruna, Genjot Potensi Pemuda

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Bagi I Gede Ananta Wijaya Putra, menjadi Ketua Karang Taruna Kota Semarang sejak 2015 adalah sebuah tantangan yang tidak mudah. Citra negatif coba dihilangkannya.

Citra Karang Taruna sempat dianggap sebelah mata. Hanya organisasi pemuda kampung, ataupun laden saat hajatan nikahan yang diangggap tidak memiliki nilai tawar. Namun perlahan stigma itu coba dihilangkan oleh I Gede Ananta Wijaya.

“Dulu citra Karang Taruna kurang lebih seperti itu, dari situlah saya tertantang untuk merubah stigma masyarakat terhadap Karang Taruna,” kata pria kelahiran Kudus, 9 Oktober 1982 ini kepada RADARSEMARANG.COM.

Ananta menjelaskan berbagai program ia buat agar Karang Taruna bisa berkembang. Yakni progam-progam pemberdayaan generasi muda untuk menjembatani potensi anggota Karang Taruna, menjadi sebuah organisasi atau laboratorium pencetak mimpi.

“Susahnya dulu adalah ketika mindset anggota, ada uang baru berjalan. Nah mindset itu saya ubah, bergerak dari kita untuk kita. Terutama dengan membuat program yang menarik bagi generasi muda, guna mengembangkan potensi dan bakat mereka,” jelasnya.

Saat itu pula, Ananta membuat pertemuan rutin sebulan sekali di setiap kelurahan. Lambat laun, Karang Taruna mulai terbentuk di 177 kelurahan dan 16 kecamatan yang ada di Kota Semarang. Dengan konsep gotong-royong dan bergerak bersama tidak memprioritaskan dana dari pemerintah.

Untuk pendanaan Karang Taruna, lebih mengedepankan gotong-royong antaranggota dan donatur lain. Menurut dia, konsep gotong-royong ini malah mencetak kader Karang Taruna Kota Semarang yang militan.

Akhirnya usaha yang dilakukan suami Dessy Ariyanti ini membuahkan hasil. Yakni dengan prestasi yang diraih oleh Karang Taruna Kota Semarang, menyabet juara 1 lomba Karang Taruna tingkat Jateng serta maju ke tingkat nasional.

“Karang Taruna dulu memang anggarannya sedikit, jaringan kami belum begitu luas. Kami juga membuat program usaha, sesuai minat, misalnya jurnalistik, sosial kemasyarakatan, dan lainnya. Kita petakan seusai bakat masing-masing, sedikit demi sedikit organisasi ini mulai terangkat,”jelasnya.

Usaha yang keras tidak memungkiri hasil. Karang Taruna Kota Semarang pun saat ini semakin berkembang. Bahkan bisa dibilang tanpa disuruh pemuda-pemudi yang berumur 13 sampai 45 tahun, mulai bergabung untuk mengembangkan bakat dan melatih kecakapan dalam berorganisasi di Karang Taruna.

“Berbagai usaha dan program, diapresiasi oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi dengan mengalokasikan dana bagi Karang Taruna di tingkat kelurahan dan kecamatan,” papar Ananta.

Lakukan Edukasi Korona dan Pemilu

Bergerak bersama membangun Kota Semarang, jargon tersebut juga dipegang oleh Karang Taruna Kota Semarang untuk memajukan ibu kota Jawa Tengah. Di tengah pandemi Covid-19, Karang Taruna turut serta berkontribusi pencegahan virus mematikan yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya itu.

Sebagai organisasi kepemudaan, Ketua Karang Taruna Kota Semarang, I Gede Ananta Wijaya Putra dan anggotanya mencoba membantu pemerintah untuk mencegah penyebaran mata rantai virus korona. Salah satunya dengan turun ke tengah masyarakat, untuk melakukan sosialisasi. Hingga membantu Pemerintah Kota Semarang, melakukan distribusi sembako dan lainnya.

“Kita bantu Satgas Covid-19 Kota Semarang. Caranya dengan melakukan penyemprotan disinfektan, pembagian handsanitizer dan masker secara mandiri. Serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang protokol kesehatan,” katanya.

Menurut dia, generasi muda adalah garda terdepan untuk mencegah Covid-19. Meski perjuangan Karang Taruna Kota Semarang bukan tanpa kendala, Ananta dan anggotanya kerap dicuekin bahkan dicemooh ketika menegur masyarakat yang tidak menggunakan masker atau tidak menerapkan protokol kesehatan.

“Ya ada saja alasannya, misalnya alah cuman dekat situ aja. Mereka yang belum mengerti apa itu virus korona. Terutama mereka yang merem sosial media, dan tidak membaca berita. Di sini kami coba menyentuh mereka dengan pendekatan personal,” candanya.

Realisasi anggaran dari pemerintah yang dialihkan untuk penanganan korona, termasuk anggaran untuk Karang Taruna, lanjut Ananta tidak membuat dirinya dan anggota berdiam diri dalam pandemi ini. Dengan kas yang ada, dan sumbangan donatur, membuat organisasi ini melakukan kegiatan sosial kepada masyarakat secara mandiri.

“Kita bergotong-royong agar ada dana, ada pula penggalangan donasi. Donasi yang terkumpul kemudian dibagikan kepada terdampak dengan bentuk sembako, misalnya pemulung, tukang becak dan ojek online. Kita juga bersinergi dengan Pemkot dan dinas terkait. Menggerakkan kader untuk membantu proses packing sembako yang dilakukan Pemkot,” imbuhnya.

Selain aktif dalam pencegahan Covid-19, Karang Taruna Kota Semarang juga memiliki misi untuk menyukseskan Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang (Pilwakot) 9 Desember mendatang. Yakni dengan mengajak generasi muda untuk menggunakan suara demi kemajuan Kota Semarang.

Meski kemungkinan besar Pilwakot mendatang hanya ada satu calon yakni calon petahana pasangan Hendrar Prihadi dan Heverarita G Rahayu. Ananta menjelaskan, pemilu kali ini dianggap lebih berat, karena kemungkinan melawan kotak kosong. Biasanya masyarakat atau generasi muda lebih memilih piknik dibandingkan memberikan hak suaranya. Apalagi saat masa pandemi seperti saat ini, menjadi tantangan bagi Karang Taruna untuk membantu menyukseskan pemilu.

“Kemungkinan memang lawan kotak kosong, namun pemilu harus sukses. Indikatornya adalah partisipasi pemilih. Terutama mereka generasi muda yang kebanyakan apatis untuk menggunakan hak suara. Sosialisasi mulai kami gencarkan. Satu suara masyarakat sangat berguna untuk membangun Kota Semarang,” tuturnya.

Hobi Organisasi Bisa Menambah Jaringan

Memiliki kegemaran atau hobi beroganisasi sudah dimiliki suami Dessy Ariyanti sejak usia muda. Ya I Gede Ananta Wijaya Putra, saat masih kecil gemar ikut berbagai macam organisasi di sekolah hingga berlanjut ke perguruan tinggi.

“Mulai SD dulu saya sudah gemar beroganisasi, SMP, SMA ikut kegiatan OSIS dan kegiatan lainnya. Bagi saya dengan ikut berbagai organisasi ini memiliki banyak manfaat, mulai dari menambah pengalaman, relasi dan saudara,” jelas pria yang memiliki pekerjaan di bidang kontruksi ini.

Ia menjelaskan dalam kegatan keorganisasian ia gemar merancang berbagai program dan mengeksekusi secara langsung. Jika programnya sukses dan berjalan dengan lancar, baginya sebuah kebanggaan tersendiri.

“Merancang program dan melakukannya secara langsung tentu menjadi sebuah kepuasan, seperti yang saya lakukan di Karang Taruna Kota Semarang,”kata mantan Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Semarang ini.

Ananta mengenang, beberapa tahun lalu sebelum menjadi Ketua Karang Taruna Kota Semarang, ia memulai masuk ke organisasi tersebut mulai dari bawah di tingkat kelurahan. Singkat cerita, setelah berproses beberapa tahun, ia kemudian diamanati menjadi Ketua Karang Taruna Kota Semarang masa jabatan 2015-2020.

“Awalnya saya dulu diajak oleh ketua RW. Di situ saya dikenalkan. Kemudian mencoba menjadi anggota dan maju sebagai ketua di tingkat kelurahan akhirnya terpilih. Setelahnya terpilih ditingkat kecamatan hingga menjadi ketua di tingkat Kota Semarang,” paparnya.

Tahun ini menjadi tahun terakhir masa jabatan dari Ananta. Disinggung apakah dirinya mau maju kembali periode kedua mendatang, Ananta enggan membeberkan. “Kalau dari anggota banyak yang mendorong, namun ya belum tahu nanti. Tunggu saja waktunya,” ucapnya sambil tertawa. (den/lis/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya