RADARSEMARANG.COM, SETIAP orang yang mengenal sosok Muchamad Chamad Maretan, pasti akan teringat dengan orang yang peduli olahraga di Kota Batik Pekalongan. Pria yang lahir di Kota Pekalongan pada 22 Februari 1973 ini sudah cinta olahraga sejak masih belia.
“Saya anak ke 9 dari 13 bersaudara, namun hanya saya yang suka olahraga, orang tua juga bukan penggemar olahraga,” ucap pengusaha offset dan percetakan ini, saat ditemui di kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Pekalongan di GOR Hoegeng.
Mengelola organisasi olahraga, menurut Simoh, panggilan akrabnya, memang butuh dedikasi yang tinggi. Karena lebih banyak bersifat sosial daripada komersial. Karena itu, yang ingin mengelola olahraga, apapun jenisnya, harus benar-benar peduli dan cinta, agar bisa maksimal.
“Saya selalu berpegang teguh dengan pesan orang tua, harus berani dan jujur. Ini yang saya praktikkan di segala bidang yang saya tekuni, termasuk dalam membina olahraga saat ini,” ucapnya tegas.
Dikisahkan, bapak 3 orang anak ini bisa terpanggil memimpin KONI Kota Pekalongan setelah merasa sedih karena hampir 18 bulan organisasi induk olahraga tersebut vakum. Sebab ketua sebelumnya harus berurusan dengan hukum.
Awalnya ia tidak serta merta maju mencalonkan diri. Namun pengurus lebih dari separo organisasi olahraga yang tergabung di KONI mendesaknya jadi ketua. Akhirnya secara aklamasi dan dukungan secara tertulis seluruh anggota KONI Kota Pekalongan dalam Kongres Luar Biasa tahun 2017, Simoh resmi memimpin KONI.
“Awalnya saya ragu, karena saya saat itu sudah menjadi ketua AFP (Assosiasi Futsal Provinsi) Jateng. Namun setelah konsultasi, ternyata menjabat dobel dalam organisasi olahraga diperbolehkan, akhirnya saya mau,” jelasnya.
Setelah lama vakum tentu saja banyak hal yang perlu dibenahi dalam tubuh KONI Kota Pekalongan> ia menemukan banyak masalah di tubuh organisasi induk sampai di beberapa organisasi olahraganya.
Sehingga Simoh memiliki tugas berat mengembalikan semua pada jalur yang tepat. Ia dituntut bisa mengembalikan kejayaan olahraga Kota Pekalongan. “Banyak hal yang harus saya benahi, terutama dari admnistrasi. Untuk itu saya lebih mengutamakan keterbukaan. Semua harus sesuai aturan yang berlaku, saya pegang prinsip kejujuran,” tandasnya. (lutfi.hanafi/ton)
