RADARSEMARANG.COM – Menjadi Ketua Tim Penggerak (TP) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kecamatan Semarang Barat tentu bukan persoalan mudah. Harus bisa melakukan pendataan potensi keluarga dan masyarakat, penggerakan peran serta masyarakat, dan pengendalian terhadap 10 program pokok PKK. Saat ini, program yang digenjot adalah fokus menurunkan angka stunting.
Apa tantangan menjadi ketua TP PKK?
Banyak tantangan apalagi PKK berhadapan dengan kader dengan berbagai latar belakang dan usia. Bahkan ada kader yang paling sepuh berusia 76 tahun. Kalau kader harus memberdayakan orang-orang yang memang tidak pada satu lingkungan tapi satu wilayah. Jadi tanggung jawabnya lebih besar.
Saya dituntut harus mengurus dan memberdayakan ribuan orang melalui kader-kader di tiap wilayah. Karena masing-masing karakter orang ini berbeda, dan saya harus menyatukan mereka demi tercapainya tujuan bersama. Tantangannya bagaimana kita bisa membawa diri dan bisa memberi solusi yang terbaik terhadap aduan-aduan kader.
Suka Duka Menjadi Ketua TP PKK?
Tentu yang menyenangkan bisa bertemu dengan banyak orang dengan pengalaman dan permasalahan masing-masing. Melihat mereka ikhlas membantu masyarakat tanpa pamrih dalam berkegiatan itu menjadi energi baru yang luar biasa untuk saya. Kemudian kalau ibu-ibu jika ada satu orang saja yang memberikan semangat atau motivasi, semangatnya ini akan nular.
Antusias mereka dalam berkegiatan sangat luar biasa. Misalnya saat Lomba Kampung Hebat semuanya ikut berkontribusi dan gotong royong. Dukanya hampir tidak ada. Paling hanya lelah karena banyak yang harus dikerjakan. Karena selain Ketua TP PKK saya juga menjadi Bunda Paud yang juga diwajibkan untuk memperhatikan tumbuh kembang anak-anak.
Program apa yang sedang dikerjakan sekarang?
Kalau keseluruhan tentu ingin memberdayakan masyarakat untuk menjadi lebih baik. Membantu pemulihan ekonomi dengan memberdayakan ibu-ibu untuk mengembangkan UMKM dengan pelatihan. Tetapi yang utamanya penurunan stunting. Jadi bersama kader-kader kita berkeliling untuk sosialisasi pencegahan stunting, memasak bersama untuk pemberian makanan tambahan (PMT), dan datang langsung untuk memberikan PMT tersebut.
Bahkan kami bersama kader-kader sampai menyuapi anak-anak dan memastikan mereka memakannya sampai habis. Harapannya agar kasus stunting khususnya di Kecamatan Semarang Barat menurun.
Kesibukan apa sebelum menjadi Ketua TP PKK?
Saya baru lima bulan jadi Ketua TP PKK Kecamatan Semarang Barat. Sebelumnya pernah bekerja di Divisi Bagian Keuangan PDAM Kota Semarang. Awal tahun resign untuk lebih fokus menjalankan amanah ini. (kap/fth)