30 C
Semarang
Wednesday, 16 April 2025

Mengajar dengan Gaya Fun dan Banyak Berinteraksi

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Usia masih 27 tahun. Marta Widyawati menjadi salah satu dosen berprestasi di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (Undip). Setiap mengajar, ia menggunakan gaya yang lebih fun, enjoy dan banyak interaksi dengan mahasiswa. Cara itu cukup efektif dan membuat pembelajaran menjadi lebih berkesan.

Kenapa termotivasi menjadi dosen di usia muda?

Sebenarnya saya sejak kecil memang memiliki cita-cita sebagai dosen. Sesuai dengan passion dan bisa menularkan ilmu kepada banyak orang. Kebetulan ada figur dosen yang menjadi panutan dari segi keilmuan dan cara mengajar. Dari situ lantas memantapkan diri untuk menjadi pengajar dan alhamdulilah bisa diterima di Undip. Saya menyukai bidang riset seperti penelitian yang sejalan dengan kerja dosen.

Untuk mendapatkan semua itu tentu bukan persoalan. Awalnya saya harus ikut berjuang untuk mendapatkan beasiswa LPDP dari Kementerian Keuangan. Ambil magister ilmu kesusastraan di Universitas Indonesia.

Inovasi apa yang sudah dilakukan dalam mengajar?

Salah satu kunci agar suara bisa hidup di ruang kelas adalah komunikasi. Tentu berbeda ketika kita mengajar anak-anak sekolah dengan mahasiswa. Cara penyampaian materi yang tidak pas, bisa membuat mahasiswa tidak nyaman, bosan dan mungkin membuat mereka main sendiri.

Jadi ketika mengajar saya lebih banyak menggunakan gaya yang fun dan memperbanyak berinteraksi dengan mahasiswa. Gaya mengajar seperti itu dapat membuka ruang diskusi antara mahasiswa dan dosen yang selebar-lebarnya. Jika dosen fun mahasiswa tidak akan malu untuk berpendapat dan bertanya.

Jadi dosen tidak harus hanya berdiri di samping kursi saja. Tetapi bisa sambil berjalan menghampiri mahasiswa dan melempar pertanyaan. Jadi, suasana kelas menjadi hidup dan para mahasiswa bisa berinteraksi dengan dosen tanpa ada rasa canggung.

Apa prestasi yang sudah pernah didapatkan?

Saat masih kuliah hobinya ikut kompetisi bidang debat. Tahun 2016 juara I Lomba Debat Nasional “Pendidikan Terbuka dalam dalam Konsentrasi Ekonomi untuk Indonesia Berkemajuan” yang diselenggarakan UHAMKA, juara 2 Lomba Debat Sosial Politik “PSP DAYS” tingkat nasional yang diselenggarakan UNPAD, dan juara Harapan I Lomba Debat Pangan “Terwujudnya Swasembada Pangan untuk Negeri” tingkat Nasional.

Selain itu juara 2 Lomba Penulisan Cerpen “Pekan Sastra II” tingkat Nasional yang diselenggarakan UNM dan masuk sepuluh terbaik ECSTATIC Short Story Competition 2015 tingkat Nasional. Dalam bidang Karya Tulis Ilmiah (KTI), menjadi Pemakalah dalam “The 14th Hokkaido Indonesian Student Association Scientific Meeting (HISAS)” di Jepang tahun 2017, serta Pemakalah “1st International Conference on Local Language (ICLL)” di Bali, tingkat Internasional. Semua harus menggunakan bahasa Inggris secara penuh. Prestasi akademik juga tak ketinggalan, karena diimbangii nilai IPK 3.91.

Lalu bagaimana membagi waktu  ?

Saya selalu memiliki prinsip, jika bisa ya harus dilakukan maksimal. Kuliah prioritas, aktivitas perlombaan juga tetap utama. Karena dengan itu juga yang bisa mendongkrak prestasi dan bisa menjadikan saya sebagai dosen di usia muda.

Saya selalu mengusahakan agar semua balance satu sama lain. Di sisi lain, jangan menganggap semua sebagai beban. Jika kita tidak menganggapnya sebagai beban, pasti kita bisa menjalani semuanya.

Apa pesan dan harapan untuk mahasiswa saat ini?

Pesan dan harapan, sebaiknya mahasiswa tidak cepat merasa cukup hanya dengan pelajaran di kelas. Duduk belajar di dalam ruangan. Mahasiswa harus tetap aktif dengan mengembangkan potensi diri di luar kelas. Terus mengasah kreativitas karena tantangan dunia ke depan semakin kompleks. Jadi membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan tangguh. (mg24/mg25/fth)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya