RADARSEMARANG.COM – Bisa menikmati pemadangan alam dari ketinggian, menjadi salah satu alasan Nasywaa Ensa Kautsar menggeluti dunia paralayang. Siswi SMAN 1 Ambarawa ini butuh waktu lima hari pelatihan ground handling sebelum terbang.
Awal mula tertarik di dunia paralayang?
Tahun 2020 lalu saya diajak saudara untuk mendaftar di suatu pelatihan tentang pemandu wisata paralayang di Sraten, Tuntang. Itu pertama kali juga saya melihat apa itu paralayang. Akhirnya saya mengikuti pelatihan ground handeling selama lima hari. Setelah itu hari keenamnya sudah mulai first jump atau terbang. Nah di situ aku pertama kali melihat keindahan alam dari atas. Dan ketagihan. Menurut saya terbang satu kali itu masih kurang. Pada akhirnya saya tertarik dan lanjut hingga mengikuti kejuaraan-kejuaraan.
Suka duka menekuni dunia paralayang?
Bisa melihat keindahan alam dari atas itu membuat kebahagiaan tersendiri. Krena pada dasarnya saya suka melihat pemandangan. Saya juga dapat banyak teman di olahraga ini. Yang paling penting olahraga ini tidak membuat saya bosan, tapi malah membuat ketagihan untuk terus bermain. Kalau untuk dukanya, saya rasa sampai sekarang belum ada. Cuma ada satu hal, ketika gagal take off dan jatuh di depan bukit. Hal itu yang biasanya bikin sedih dan nge-down. Dan untuk rasa takut pasti ada.
Pengalaman paling berkesan dan paling unik selama menekuni dunia paralayang?
Pada saat saya mengikuti event lomba di daerah Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Alor. Tempatnya di sana masih asri, jadi ketika saya melihat pemandangan di Alor itu, amaze banget. Dan pada saat kita terbang, para warga Alor sangat antusias. Hingga saat kita mau pulang, warga sampai nangis saking antusiasnya. Mungkin baru pertama kali lihat paralayang. Itu yang paling berkesan, sampai saya ingin terbang lagi di Alor.
Kalau pengalaman unik sewaktu kita ada event 17 agustus di Penawangan. Rencananya mau memecagkan rekor pengibaran 17 bendera merah putih di angkasa. Dan itu menurut saya unik. Karena saya biasanya melihat pengibaran bendera merah putih hanya di darat. Ini sekarang saya sendiri sebagai pelaku pengibar bendera dari atas udara. Itu pengalaman yang benar-benar luar biasa menurut saya.
Dukungan orang tua dan lingkungan sekitar
Awalnya orang tua sempat tidak mengizinkan, karena mungkin mereka berpikiran bahwa paralayang adalah olahraga yang ekstrem. Namun saya ajak mereka ke tempat latihan. Dan mereka melihat sendiri kegiatan olahraga paralayang. Pada akhirnya mereka mengizinkan saya untuk lanjut menekuni dunia paralayang. Terlebih lagi melihat prospek ke depannya, untuk atlet wanita paralayang banyak sekali kesempatan. Bahkan pada saat saya lomba di Sumedang, mereka sampai menyusul ke lokasi perlombaan. Kalau lingkungan sekitar seperti sekolah benar-benar mendukung. Teman-teman juga mendukung, bahkan tetangga juga kaget ketika tahu saya ikut paralayang.
Selain paralayang, hobi yang disukai?
Saya juga hobi modelling atau bisa disebut freelance modelling. Saya biasanya di sela latihan dan lagi senggang, menbamil beberapa tawaran untuk foto make up. Pernah juga foto hunting, foto endorse produk, hingga datang untuk mempromosikan sebuah tempat. Jadi ya sangat bertolak belankang hobinya. Satu harus bisa jadi girly karena model. Yang satunya harus dilapangan dan panas-panasan. (cr5/zal)