RADARSEMARANG.COM – Menjadi duta wisata tidak sekadar bertugas mempromosikan pariwisata daerah. Tetapi juga harus cakap dan berkontribusi meningkatkan perekonomian UMKM. Hal itu dirasakan Hapsari Herchinta Rukmi. Di sela kesibukannya menempuh study, gadis kelahiran Kendal, 26 April ini, tetap harus bertanggung jawab sebagai Sinok Kendal 2021 dan terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan budaya.
Kenapa tertarik menjadi duta wisata/Sinok Kendal?
Saya tertarik menjadi duta wisata sejak 2019. Waktu itu saya sudah pernah ikut tapi belum lolos finalis. Sebenarnya sudah hopeless banget tahun ini buat ikut. Hanya saja, waktu itu saya dikasih info temen ada pendaftaran Sinok Kendal buat tahun 2021. Ya ada dendam si sebenernya karena 2019 nggak masuk finalis. Tapi juga masih fifty-fifty buat ikut. Akhirnya saya memutuskan untuk ikut daripada nyesel nantinya. Dan orang-orang terdekat juga support saya buat ikut. Dan terpilih. Ini juga menjadi wadah buat saya sendiri dan jadi penyalur hobi saya di dunia modelling.
Apa saja yang harus dilakukan seorang duta wisata?
Kalau tugas duta wisata sendiri cukup banyak. Seperti mempromosikan wisata dan UMKM daerah masing-masing. Duta wisata juga bisa dibilang menjadi wajah bagi pemuda dan pemudi di daerah. Jadi kayak kita tuh ngenalin apa saja si yang ada di Kendal, terus bagaimana si Kendal itu, bagaimana culture-nya. Secara nggak langsung saya menjadi wajah dari Kota Kendal kepada para tamu ataupun masyarakat daerah lain yang ada di Kendal.
Pengalaman atau tantangan apa saja yang kamu hadapi selama menjadi duta wisata?
Untuk pengalaman si banyak banget. Terutama tentang kota saya. Saya jadi tau banyak tentang dunia pariwisata dan kebudayaan yang ada di Kendal yang mungkin belum terekspos. Sejujurnya saya cukup takjub, ternyata masih banyak wisata di Kendal yang bagus. Jadi kayak sia-sia aja gitu kalau hanya saya yang lihat. Saya pingin orang lain juga lihat gitu. Nggak mau dong saya takjub sendiri, kan bahagia harus dibagi. Untuk tantangan buat aku sendiri sebenernya di pembagian waktu.
Ya karena saya sudah semester akhir. Jadi harus pinter-pinter bagi waktu juga, biar bisa berjalan berdampingan. Selain itu, saya harus bisa membantu promosi UMKM dan pariwisata. Saya juga harus menjadi contoh bagi pemuda pemudi agar bisa mempromosikan Kabupaten Kendal.
Bagaimana kesibukanmu setelah menjadi duta wisata?
Kesibukan saya setelah menjabat si awalnya cukup kaget. Karena pada bulan pertama menjabat, saya juga masih KKN dan PPL. Jadi masih hectic di situ. Dan saya sendiri ngerasa challenging buat bagi waktu antara membuat laporan tugas kuliah dan tanggung jawab menjadi duta wisata atau Sinok Kendal.
Bagaimana pendapatmu tentang pariwisata di Kabupaten Kendal?
Menurut saya pariwisata di Kendal bagus. Jujur aja banyak hidden gem yang bagus dan belum terekspos. Juga banyak UMKM, makanan khas, dan kesenian yang menurut saya keren dan hanya ada di Kendal. Seperti makanan telur Mimi atau biasa di kenal ndok Mimi, berbahan telur ikan dan rasanya khas. Itu cukup unik karena cuma ada saat Dugderan, tradisi sebelum puasa. Tradisi lain seperti Syawalan di Kaliwungu dan wiwitan yang di pabrik gula di Cepiring.
Tradisi wiwitan untuk memeringati awal penggilingan tebu. Kegiatannya arak-arakan penganten tebu, itu menandakan pabrik akan segera memproduksi gula. Wiwitan biasanya diadakan beberapa kali, tergantung dari PT IGN sendiri. Tradisi wiwitan juga mengikut sertakan warga sekitar. Jadi pasti rame gitu, biasanya juga ada hiburan seperti pasar malam.
Harapan terhadap pariwisata di Kendal bagaimana?
Harapan saya semoga pariwisata di Kendal makin maju dan bisa terekspos, dan aksesnya semakin mudah. Saya juga pingin anak-anak muda di Kendal ikut serta mempromosikan wisatanya di kecamatan atau desanya masing-masing. Jadi kita bisa sama-sama ngenalin daerah kita yang banyak destinasi wisatanya. Karena nggak cuma Jalan Pantura doang kok, tapi ada kuliner dan seni budaya yang keren juga di Kabupaten Kendal. (dev/zal)