RADARSEMARANG.COM – Firsanti Choirunnisa, namanya melambung menjadi salah satu brand ambassador of @as_store kacamata termurah Semarang. Remaja kelahiran Ambarawa, 14 Oktober 1996 yang akrab disapa Firsa ini memiliki passion di bidang photography dan content creator. Wanita lulusan Universtias PGRI ini mulai terjun di dunia bisnis di Instagram pada 2019 lalu.
Apa kesibukan Firsa saat ini?
Masih ngerjain beberapa job endorsement di Instagram. Membuat sebuah konten yang cocok agar sesuai dengan target audiens.
Awal mula menerima job endorsement?
Bermula dari hobi, dari kecil suka narsis lihat kamera handphone. Saya sering mengenakan outfit milik ibu saya, tampil dengan gaya vintage dan mengabadikan momen tersebut untuk diposting ke Instagram. Tahun 2019 saya mendapatkan tawaran untuk bergabung dengan salah satu management. Saya mulai paham, bagaimana caranya mengatur kerjaan di endorsement ini. Awal tahun 2019 saya baru bisa merasakan perbedaannya, bagaimana rasanya fokus ke konten fashion, lifestyle, beauty hingga pengalaman yang saya dapatkan bukan hanya trend tapi soal ciri khas.
Setelah dua tahun saya lepas dari management, ia memutuskan untuk handle sendiri dengan menggunakan official Instagram @firsaoir. Hingga saya mulai bisa bersosialisasi langsung dengan para online shop dan para pemilik brand, jadi mereka langsung bisa menghubungi saya tanpa harus ke management terlebih dahulu. Saya mulai memberanikan diri untuk menerima job lain yang mengharuskan saya membuat konten video, review produk brand di Instagram story, bahkan pernah menjadi narasumber di berbagai acara.
Bagaimana kamu bisa menjadi seorang brand ambassador?
Awalnya, waktu followers saya masih sedikit. Dengan fee yang saya dapatkan masih rendah. Bahkan, saya pernah di-endorse secara gratis. Lalu salah satu brand menawarkan kepada saya untuk menjadi endorser kacamata murah yang berlokasi di Banyumanik, Semarang. Saya menerima dan membantu brand tersebut dengan memberikan hasil foto saya dengan produk brand tersebut menggunakan handphone. Brand tersebut berterimakasih, karena dari hasil foto tadi ada feedback baiknya.
Pernah menolak tawaran jadi endorsement produk tertentu?
Saya hanya menerima produk yang bisa diambil manfaatnya saja. Saya tidak sembarangan memberikan rekomendasi produk ke netizen. Ada beberapa produk yang tidak bisa saya terima seperti kopi, soda, alkohol. Kalau saya merekomendasi dari ‘omong doang’ tapi saya sendiri tidak bisa merasakan hasilnya, ya buat apa? sama saja saya membohongi mereka.
Seperti apa pahit manis sebagai seorang endorsement?
Dari sisi manisnya, saya lebih banyak mendapatkan relasi, jadi kalau ingin bersosialisasi sama siapa pun jauh lebih mudah karena image yang orang-orang lihat ke saya sebagai seorang selebgram.
Sisi pahitnya, terutama orang desa yang notabene menganggap bahwa lulus kuliah pasti kerjanya di kantoran, bagi mereka melihat saya yang hanya dari cover-nya saja seperti seorang pengangguran. Cuma di rumah, keluar seperti orang lagi main, nongkrong, foto tidak jelas, pulang malam. Jadi, pekerjaan ini masih dipandang sebelah mata oleh orang yang lebih tua, dan mereka yang tidak paham hal seperti ini. Bahkan hampir semua aktivitas apa pun yang saya lakukan selalu dikomentarin. Dulu saya pernah mendapatkan celaan dari netizen. Aku block akun Instagramnya, tapi si haters bikin akun lagi dan begitu seterusnya. Parahnya, si haters ini komen di postingan foto Instagram para endorse yang pernah kerja sama denganku.
Apa tantangan terbesar sebagai seorang brand ambassador?
Ada banyak selebgram terutama di Semarang. Jadi, saya memikirkan bagaimana caranya membuat followers agar tetap stay dan tidak bosan. Selain itu, saya juga ingin membuat para followers tetap support dengan ciri khas yang saya miliki. Dan tetap bermanfaat bagi semua orang. (mg5/mg8/zal)
