RADARSEMARANG.COM – Fanny Soegiharto adalah penyanyi lokal asal Semarang yang tergabung dalam band indie bergenre folk, Soegi Boernean. Gadis kelahiran Semarang, 7 September 1999 ini sudah bercita-cita sebagai penyanyi sejak kecil hingga akhirnya bisa mewujudkan mimpinya sebagai penyanyi pada 2019. Meski saat ini bisa bernyanyi dengan lancar di depan ribuan orang, ternyata Fanny memiliki sifat asli pemalu.
Bagaimana awal mula Fanny memilih terjun ke genre folk?
Kebetulan dari kecil aku penggemar band Mocca, masuk kuliah akhirnya bertemu teman-teman musik yang ternyata satu frekuensi. Semakin lama aku belajar akan berbagai genre di sana, pada akhirnya aku menemukan jati diri musikku yaitu folk.
Bagaimana awal mula Fanny menjadi bagian dari band Soegi Boernean?
Awal mulanya dari teman-teman tongkrongan aja dan tiba-tiba Mas Erick selaku manajer kami punya ide untuk membuat band indie folk, lalu Fanny jadi kenal Mas Ilyas, Mas Damar dan teman-teman lainnya.
Fanny dikenal sebagai orang yang pemalu, bagaimana memupuk rasa percaya diri hingga bisa menyanyi di depan ribuan orang?
Di dunia nyata atau menjadi seorang Fanny yang biasa, aku sendiri nggak bisa memaksakan diri untuk jadi orang yang sangat percaya diri seperti di panggung. Memang tipikal setiap orang berbeda dan aku lebih memilih untuk biasa aja atau istilah mudahnya nggak mau jadi pusat perhatian. Namun, kalau udah di panggung benar-benar kebalikannya. Percaya diri itu muncul sendiri mungkin karena dibantu dengan passion dan suasana penonton.
Dalam membuat lagu, Fanny sering memakai diksi yang jarang dimengerti kebanyakan orang, adakah alasan yang mendasari kebiasaan itu?
Memang diksi-diksi yang jarang dipakai sudah dari awal aku sama teman-teman Soegi Boernean sepakat untuk dijadikan konsep lirik, tujuannya untuk mengajak teman-teman semua untuk meluangkan waktunya buat belajar diksi-diksi lama.
Apa yang biasanya Fanny lakukan agar bisa menuangkan perasaan ke dalam lagu yang akan dinyanyikan?
Selama ini aku belajar, seorang musisi yang hebat itu bisa memberikan atau membuat karya yang benar-benar dari hati yang tulus. Pasti pesan-pesan yang baik dan perasaannya akan tersampaikan.
Hal apa yang senantiasa menjadi pegangan dan motivasi Fanny sampai saat ini?
Motivasi pertamaku pasti orang-orang yang aku cintai. Ketika aku lagi di titik terendahku, mereka lah yang aku ingat. Mereka itu support system-ku banget, segala bakti pasti akan aku lakuin. Motivasi kedua adalah prinsip hidupku, “urip iku urup”. Semoga segala sesuatunya yang aku lakukan baik bisa berbuah baik juga untuk orang-orang sekitarku, menolong sekitarku atau bisa menjadi terang untuk setiap orang yang aku temui. (mg1/ton)
