RADARSEMARANG.COM – Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan jalur zonasi dinilai tidak adil oleh sejumlah orang tua siswa. Salah satunya dirasakan Iswahyudi, 52, warga Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal.
Iswahyudi mengaku, sudah menghadapi jalur zonasi dalam PPDB sekolah negeri sejak tahun 2020 untuk dua anaknya. Saat itu anaknya hendak masuk dari jenjang SMP ke SMA.
Dia menceritakan, anaknya masuk ke SMA negeri agak jauh dari tempat tinggal. Lantaran di wilayah tempat tinggalnya yakni di Kecamatan Brangsong, tidak memiliki SMA negeri. Yang ada hanya SMK negeri. Ditambah dengan jalur zonasi, membuat anaknya tidak masuk ke sekolah yang diinginkan.
“Saya rasa pemerintah ini tidak adil. Anak saya kan maunya di SMA negeri A gitu. Malah dapatnya yang B. Karena sekolah A itu sudah tidak menerima siswa. Padahal jaraknya dengan sekolah B cuma sedikit,” keluhnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Menurut Iswahyudi, jalur zonasi dalam PPDB SMP maupun SMA ini tidak serta merta harus diberlakukan di semua wilayah. Apalagi di Kabupaten Kendal, tidak semua kecamatan memiliki SMA maupun SMK negeri.
Dia ingin, pemberlakuan jalur zonasi ini harus melihat kondisi wilayah. Jika tidak begitu, maka setiap kecamatan di Kabupaten Kendal harus ada SMA negeri. “Zonasi sekarang itu aturannya juga tidak memihak ke masyarakat. Misalnya anak saya masuk ke zonasi dan dekat sekolah, tapi ada siswa yang usianya lebih tua, yang diutamakan malah yang usia lebih tua dari anak saya itu,” terangnya.
Berkaca dengan pengalaman tahun 2020, Iswahyudi mendorong anak terakhirnya untuk menempuh jalur prestasi saat masuk ke SMA negeri di tahun 2023 ini. Lantaran, jalur prestasi memiliki keunggulan dan nilai lebih. Yaitu meski jarak rumah dengan sekolah jauh, namun nilai nonakademik atau prestasi anak memenuhi syarat maka bisa masuk ke sekolah yang diinginkan.
“Sekarang saya tidak repot lagi. Karena pas anak saya yang terakhir itu masuk SMP tahun 2020, sudah persiapan mengumpulkan sertifikat kejuaraan untuk mendaftar SMA di tahun ini. Alhamdulillah lewat bakatnya di pencak silat, membuat anak saya saat ini bisa masuk ke sekolah pilihannya sendiri,” jelasnya.