27 C
Semarang
Monday, 23 December 2024

The Grandia Group, Pernah Bangkrut, Gandeng Anak Muda Bangkit Lagi

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2023, dimaknai dengan semangat bangkit dari keterpurukan. Setelah pandemi menerjang, saatnya bangkit bersama menjadi lebih berdaya. Seperti halnya The Grandia Group ini. Pengembang properti ini pernah jatuh namun dengan usaha keras, kini kembali berjaya.

The Grandia Group pernah bangkrut. Padahal sudah menjalankan usaha properti kurang lebih 17 tahun. Tak ada uang, utang menjadi jalan. Selama vakum pada kurun 2015-2018, ayah dari CEO The Grandia Group, Aurellia Inez Megaputri harus menanggung kebutuhan keluarga untuk menyambung hidup dengan pinjam uang.

“Karena bangkrut, untuk menyambung hidup utang sana sini,” kenangnya.

Di akhir 2018, tepatnya 18 Desember, mereka kembali memberanikan diri membuka usaha. Kala itu, membangun The Grandia Residence dengan jumlah 37 unit. Baru satu tahun berjalan, usahanya dihantam pandemi Covid-19. Diakuinya hal itu membuat terpuruk karena baru saja bangkit sudah ambruk lagi.

Terlebih masa pandemi itu tak ada aktivitas yang bisa digarap. Pekerjaan di lapangan seperti kontaktor, tukang berhenti. Bahkan konsumen pun tak dapat melakukan survei hunian karena adanya kebijakan lockdown.

“Kepikiran banget, bakal bangkrut lagi atau enggak karena sangat parah kondisi itu. Tapi, kami bertahan, apapun yang terjadi kami terus memutar otak mencari jalan keluar,” tambah Aurel, sapaan akrabnya.

Dara 23 tahun ini mengungkap, setiap kondisi pasti ada sisi positif. Ya, pikiran itu mengantarkannya membuat inovasi. Karena keterbatasan kondisi, ia akhirnya menjajal konsep usaha melalui digital. Setelah melalui berbagai cobaan, ide yang dituangkan bersama kakaknya Fadhil Hendry Kinan berhasil. Meski, tetap ada tantangan dan kesulitan.

Generasi kedua ini memperbarui seluruh bidang. Mulai dari tim, ia isi dengan anak-anak muda. Dari 3 karyawan, sekarang berjumlah 50-an karyawan. Seluruhnya anak muda di atas kelahiran 1995. Dengan konsep itu, karyanya lebih mudah diaplikasikan, terutama masalah teknologi dan digitalisasi.

“Berubah semuanya, baliho kami ganti digital marketing melalui media sosial karena saat itu media iklan baliho ibaratnya tidak ada yang melihat, kan lockdown. Akhrinya lewat medsos,” kata dia.

Bahkan, perbaruan itu juga dilakukan pada hunian. Dimana, sudah tidak lagi menggunakan konsep zaman dulu alias jadul, namun lebih modern dengan mengusung konsep smart home. Sasarannya kini juga berubah, segmen di bawah 40 tahun. Terbukti, pembaruan ini menghasilkan hal apik.

Dari satu project, kini sudah berkembang menjadi empat project dengan perluasan. Yakni The Grandia Oasis, The Grandia Metropolis, dan terbaru The Grandia Premium Pro. Keberhasilan itu tentu saja didukung dengan beragam layanan kemudahan seperti pembayaran digital, akses mudah, stategis dengan lingkungan kerja, dan harga terjangkau. Menurutnya hal itu membuat hunian itu diminati anak jaman sekarang di Kota Semarang.

“Sekarang anak muda pun bisa menunjukkan investasi properti, tidak hanya orang tua saja. Itu misi kami,” tambahnya. (ifa/lis)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya