27.9 C
Semarang
Tuesday, 7 October 2025

Terkesan Saat Darahnya Menyelamatkan Tetangga

Artikel Lain

Novian Furqon menunjukkan piagam penghargaan donor darahnya ke-188 kali dari Bupati Pekalongan Fadia Arafiq. (Istimewa)

Awalnya Coba-Caba, Sekarang sudah 118 Kali Donor Darah

Donor darah adalah salah satu aktivitas yang banyak memberikan manfaat tidak hanya pada diri sendiri. Tapi juga kepada seluruh orang yang membutuhkan. Banyak kisah yang dialami para pendonor darah.

Novian Furqon tercatat sudah 118 kali mendonorkan darahnya di Palang Merah Indonesia (PMI). Itu di luar donor panggilan mendadak untuk pasien pendarahan. Padahal dulunya ia tak begitu tertarik dengan kegiatan kemanusiaan itu.

Pria 49 tahun ini menceritakan, kali pertama donor darah saat menjadi mahasiswa di Universitas Diponegoro (Undip) tahun 1995. “Iya, gara-gara saya ngekos bersama mahasiswa kedokteran. Waktu itu diajak. Padahal sebenarnya tidak tertarik,” kenangnya.

Tapi ternyata itu justru jadi awal mula ia akhirnya ketagihan donor darah. Gara-gara senang bisa tahu kondisi tekanan darah dan kesehatannya tanpa harus datang ke dokter. Sederhana itu. “Kalau mau donor harus diperiksa. Nah, dari situ saya senang. Perasaan senang itu yang akhirnya mendorong saya donor darah rutin,” ucapnya.

Kebiasaan itu akhirnya terbawa sampai ia kembali dan menetap di Kabupaten Pekalongan. Sampai sekarang. Meski usianya sudah tak lagi muda.

Motivasi Furqon donor darah yang semula hanya karena ingin mengetahui kondisi tekanan darahnya kini berubah. Ia semakin senang donor karena tahu darahnya bermanfaat untuk orang yang membutuhkan. “Cuma sekarang, kerap gagal donor karena tensi sering tinggi,” ucap pria yang bekerja di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pekalongan ini.

Hal itu yang membuat Furqon terkadang sedih karena harus menunda donor darah. Kalau sudah begitu, ia selalu termotivasi menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya. “Ya, akhirnya jadi termotivasi juga menjaga kondisi tubuh,” katanya.

Furqon berapa kali juga pernah dipanggil secara mendadak ke rumah sakit untuk mendonorkan darahnya kepada pasien pendarahan. Namun ia tidak pernah tahu pasien pendarahan karena apa. Ia pun tak pernah mau menanyakan. “Niatnya menolong, jadi tidak pernah kepikiran bertanya ke dokternya. Dokter pun tidak pernah memberi tahu karena keadaan tentu sedang  genting,” ucapnya.

Sejauh ini ia tak pernah punya pengalaman dramatis menolong pasien pendarahan. Sebab, kata dia, tiap dimintai tolong Furqon selalu sedang dalam keadaan santai tidak bekerja. “Walaupun sedang bekerja, ya, sebisa mungkin saya sempatkan,” ujarnya.

Sederet penghargaan sudah ia raih dari kegiatan donor darah. Terakhir mendapatkan dari Bupati Pekalongan Fadia Arafiq saat HUT ke-400 Kota Santri, Agustus 2022 lalu. Itu penghargaan karena Furqon sudah 118 kali donor darah. Salah satu yang terbanyak di Kabupaten Pekalongan. 118 kali itu dihitung sejak kali pertama donor darah pada 1995. (ifa/nra/fth)

Reporter:
Ida Fadilah
Nanang Rendi

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya