
Bentuk Pokdarwis untuk Pulihkan Ekonomi
Sejak lokalisasi GBL ditutup oleh mantan Bupati Kendal Mirna Anissa pada 2019, kehidupan di eks lokalisasi kembang kempis. Perekonomiannya turun drastis. Tak hanya berdampak kepada wanita PK atau pemilik karaoke, melainkan berimbas terhadap pedagang kaki lima dan warung-warung rumahan.
Sejumlah wanita PK menjual apapun yang dimiliki untuk bertahan hidup. Bahkan, mau melakukan apapun agar mendapatkan uang. Para PK awalnya menjerit karena tak bisa memenuhi kebutuhan perut. Ditambah, terjangan covid-19 membuat ekonomi semakin terbengkalai.
“Setelah ditutup kondisinya parah. Lalu dibentuk Pokdarwis. Biar apa? Biar bisa mengontrol dan memulihkan perekonomian,” beber Ketua Pokdarwis Mlatensari Kaliwungu Budiyono.
Saat itu, Pokdarwis Mlatensari baru dibentuk setelah satu tahun lokalisasi ditutup. Waktu itu diketuai oleh Kasmadi. Namun, saat ini Pokdarwis dinahkodai Budiyono.
“Lalu Pak Kasmadi meninggal dan Pokdarwis vakum. Tapi aktivitas karaoke tetap berjalan,” kata Budiyono.
Kendati begitu, Pemerintah Desa Sumberejo mendukung desa wisata malam ini. Lantaran, setiap bulan terdapat kegiatan sosialisasi kesehatan dari Dinas Kesehatan Kendal. Bahkan, Pokdarwis juga bekerja sama dengan Dinas Pariwisata, kepolisian, dan BNN.
Itu karena, ke depannya akan mewujudkan Desa Bersinar di eks lokalisasi ini. Selain itu, Pokdarwis Mlatensari bakal melibatkan PK dalam mengikuti kegiatakan keagamaan maupun kegiatan pelatihan keterampilan.
“Yang penting kita ada koordinasi dengan berbagai pihak. Sehingga jika ada masalah bisa langsung tertangani. Kita juga bersinergi menciptakan wilayah yang aman di desa wisata ini,” tandas Budiyono. (dev/ton)