Jalan di sepanjang Kabupaten Batang juga dipenuhi lubang. Upaya penambalan sementara terlihat dilakukan Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Jawa Tengah (PPK 1.2 Provinsi Jawa Tengah). Namun demikian, jalan yang tadinya berlubang kini menjadi bergelombang setelah ditambal.
Bekas-bekas penambalan itu menjadi benjolan setelah dilalui banyak kendaraan dan diguyur hujan. Bahkan beberapa ada yang kembali berlubang. Diameter lubang itu bervariatif mulai kecil hingga berukuran besar. Sehingga membahayakan para pengendara.
Lubang dan benjolan bekas tambalan jalan ini tidak hanya membahayakan pengendara sepeda motor. Juga kendaraan roda empat maupun lebih. Wartawan RADARSEMARANG.COM kerap menjumpai kendaraan yang tiba-tiba melambatkan kecepatan dan menghindari rintangan di jalan.
Kasatlantas Polres Batang AKP Agus Pardiyono Marinus mengakui jalur Pantura Batang banyak yang rusak selama musim hujan ini. Pihaknya bersama instansi terkait telah melakukan survei dan pemberian tanda di jalan berlubang. Kegiatan itu dilakukan untuk membuat pengendara lebih waspada.
“Kami sudah melaksanakan survei jalan bersama Dishub dan DPUPR Batang. Kami berikan tanda dengan menggunakan cat pilox warna putih. Harapannya, pengguna jalan dapat melihat dan bisa lebih berhati hati,” ucapnya.
Pihaknya berhasil menandai sekitar 20 lubang pada awal bulan Februari. Setelah melakukan pendataan jalan berlubang, Satlantas Batang dan Dishub Batang langsung berkirim surat pada PPK Provinsi Jateng agar segera ada upaya penambalan jalan.
Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Batang Dwi Riyanto menambahkan, jika selain lubang dan jalan bergelombang, Pantura Batang juga punya masalah genangan air. Genangan air yang cukup tinggi awalnya hanya terjadi di Jalan Pantura dekat RS QIM Batang. Kemudian ada tambahan titik baru di dekat Mapolsek Tulis karena ada penataan lahan. Kemudian banjir bandang yang memutus Jalan Pantura di Desa Adinuso, Kecamatan Subah.
Menurutnya, peristiwa tersebut kerap terjadi karena saluran pembuangan belum maksimal. Kondisi itu diperburuk dengan kondisi drainase jalan nasional yang sudah terjadi sedimentasi. “Kondisi jalan yang rusak ini mengikuti cuaca, ditambah cuaca ekstrem kondisi jalan akan lebih banyak lubang,” terangnya.
Pj Bupati Batang Lani Dwi Rejeki tidak memungkiri curah hujan tinggi berakibat pada jalan yang rusak. Pihaknya lebih memilih langkah berkomunikasi dengan instansi terkait untuk melakukan penanganan.
“Sudah banyak sekali aduan dan sudah kita tampung dan kita respon OPD terkait untuk menindaklanjuti. Kendala di Jalan Pantura itu kita komunikasikan dengan instansi terkait,” ucapnya. (dev/den/yan/aro)