Sedangkan Bupati Kendal Dico M Ganinduto menambahkan, pihaknya selalu memprioritaskan keamanan masyarakat dalam berkendara. Untuk perbaikan jalan berlubang selama musim hujan, pihaknya memberikan solusi melalui LPA atau Lapis Pondasi Atas kelas A atau base course di jalan kabupaten yang rusak. Kemudian, memasang rambu-rambu peringatan kepada masyarakat. Pemkab Kendal juga siap menganggarkan di APBD Perubahan untuk peningkatan lampu penerangan di titik-titik jalan yang terus mengalami kerusakan.
“Ini mungkin bisa menjadi salah satu alternatif solusi terhadap permasalahan jalan rusak yang ada di Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Kendal,” tandasnya.
Tak hanya di Jalan Arteri Kaliwungu, kondisi jalan nasional di Pantura Semarang- Kendal, tepatnya di depan Terminal Mangkang sampai traffic light (TL) pertigaan Jrakah Kota Semarang juga banyak ditemukan jalan berlubang, serta tambalan bekas lubang tidak rata. Hingga membuat jalan bergelombang.
Pantuan RADARSEMARANG.COM, hampir semua ruas jalan yang sebelumnya berlubang sudah ditambal. Namun penambalan seakan dilakukan asal-asalan lantaran tidak rata dengan aspal yang lama. Bahkan jika hujan kembali turun, tambalan jalan ini kembali terbuka sehingga membahayakan pengendara, terutama roda dua.
Di daerah Mangkang Wetan misalnya. Jembatan nasional Sungai Beringin beberapa kali rusak setelah ditambal. Belum lagi yang ada di dekat kampus Universitas Terbuka (UT) yang juga penuh dengan tambalan yang tidak rata. Lebih ke arah timur, depan toko bangunan HM Putra juga kerap terendam air, membuat jalan ini rawan rusak.
Perbaikan hanya dilakukan sementara dengan menambal lubang, beberapa kali menurut informasi warga sekitar, banyak korban pengendara motor yang terperosok ke lubang. Setelah ditambal pun tak jauh lebih baik, bahkan tambalan lebih mirip dengan “getuk kacang” yang permukaan jalannya tidak rata.
“Kalau yang nggak biasa lewat, pasti kaget dan ngerem mendadak, karena tambalan tidak rata ini yang membuat banyak pengendara sepeda motor terjatuh. Kebanyakan pengendara wanita, karena ngerem mendadak kaget permukaan jalan nggak rata,” tutur Heru, warga Randugarut.
Kerusakan jalan juga terjadi mulai depan Kantor BKPP Jateng sampai eks Kantor PKB Jateng di Kelurahan Karanganyar. Kondisinya sama, penambalan lubang tidak rata, bahkan terkesan asal-asalan.
“Harapan saya sebagai pengguna jalan diperbaiki secara menyeluruh. Tidak tambal sulam agar tidak membahayakan pengguna jalan,” pinta Astri, salah satu pengguna jalan.
Kondisi yang sama juga bisa dijumpai mulai depan RSUD Tugurejo. Di kedua sisi jalan penambalan tidak dilakukan dengan baik. Tak berhenti di situ saja, di depan Kampus I UIN Walisongo ke arah barat maupun timur, juga sempat mengalami kerusakan. Penambalan pun sudah dilakukan, namun kondisinya juga sama, tambalan jalan yang rusak tidak rata yang membahayakan pengguna jalan.
“Banyak titik yang cukup membahayakan, bahkan kondisi lubang cukup lebar dan dalam. Kondisi ini, sangat rawan untuk kendaraan roda dua,” kata Ketua DPRD Kota Semarang Kadar Lusman, beberapa waktu lalu.
Pilus –sapaanya—menjelaskan, ketika curah hujan tinggi, lubang ditambal kembali rusak, kemudian tertutup oleh air, sehingga tidak terlihat oleh pengendara. Pihaknya mendesak Pemkot Semarang untuk meminta pemerintah pusat melakukan perbaikan. “Karena jalan nasional ini kewenangan pusat,” katanya.