RADARSEMARANG.COM, Semarang – Kota Semarang punya banyak kampung unik. Salah satunya kampung yang menjadi sentra bengkel las, kenteng, dan cat mobil. Sudah menjadi mata pencaharian warga di kampung tersebut.
Adalah kampung ini terletak di Jalan Brotojoyo, Kelurahan Panggung Kidul, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Kampung ini sudah ada sejak 1990-an. Perintisnya, Yeri, yang membuka bengkel mobil pertama di Brotojoyo. Kini ada 20 warga yang membuka bengkel mobil, khususnya body repair dalam satu kampung.
“Awalnya ada Pak Yeri. Itu terus berkembang sampai sekarang. Persisnya kapan, saya itu kurang tahu,” ucap Harto, salah satu pemilik bengkel mobil di kampung tersebut.
Ia telah membuka usaha bengkel las, kenteng & cat “Harto” miliknya sejak 1995. Sebelum membuka usaha bengkel, ia ikut bekerja di bengkel orang lain selama 4 tahun. Berbekal pengalaman dari sana, ia memberanikan diri untuk merintis usaha bengkel mobil ini.
Saat memasuki kampung, spanduk dan papan nama bengkel terpasang di depan beberapa rumah warga. Para warga terlihat sedang mengecat mobil di pinggir jalan depan tempat usaha masing-masing. Selain itu, ada pula yang tengah memperbaiki bodi mobil.
Menurutnya warga tak keberatan dengan banyaknya mobil yang terparkir di tepi jalan. Selain itu, antarwarga juga tidak ada kecemburuan walaupun banyak pemilik usaha di bidang yang sama.
“Semuanya kan tergantung pada pelanggan. Pelanggan bebas memilih, mau di tempat mana. Kalau awalnya di kita, terus ke tempat yang lain, ya sudah tidak apa-apa,” katanya.
Harto mengaku, konsumen yang datang ke bengkelnya tidak hanya dari Kota Semarang, tetapi juga luar daerah. Seperti Kendal, Demak, Ungaran, Salatiga, Jepara, dan lain-lain.
Bengkel ini buka setiap hari, kecuali hari minggu mulai pukul 08.00-17.00. Tak hanya dari warga biasa, bahkan beberapa tokoh dan pejabat pernah memperbaiki mobil mereka di bengkel ini.
“Bermacam-macam, mulai dari camat, bupati, sampai dari instansi Polda Jateng. Pejabat banyak yang servis di sini, tapi biasanya yang bawa ke sini sopir mereka,” ujarnya.
Ia juga pernah memperbaiki mobil-mobil mewah, seperti Range Rover, Minicooper, Harrier, dan yang lainnya. Soal tarif, tergantung pada bagian apa yang akan diperbaiki. Mulai dari Rp 100 ribu untuk servis ringan hingga jutaan rupiah.
Saat pandemi Covid-19 melanda, bengkel milik Harto masih bisa bertahan. Sekarang, bengkel ini memiliki sembilan karyawan yang berasal dari warga kampung setempat maupun luar kampung.
Ia berharap bengkel yang dikelolanya bisa tetap bertahan dan berjalan dengan baik, bisa bermanfaat bagi orang lain, dan bisa membantu menopang ekonomi warga.
“Kita lihat satu orang yang kerja di sini, itu mereka punya keluarga. Setidaknya bisa membantu menghidupi keluarga mereka,” ucapnya.