25 C
Semarang
Thursday, 19 December 2024

Wajah Baru Gedung Ki Narto Sabdo TBRS Semarang, Operasional Tunggu Kelengkapan Sarpras

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang Pembangunan fisik Gedung Ki Narto Sabdo telah rampung. Sayangnya gedung yang dibangun dengan anggaran mencapai Rp 17,6 miliar ini belum bisa digunakan karena sarana dan prasarana untuk pertunjukan kelas internasional belum lengkap.

Gedung Ki Narto Sabdo yang baru terlihat megah. Gedung ini masih dipagari seng. Gedung yang dibangun kontraktor Astha Saka ini masih tahap finishing. Bangunan ini memiliki ukiran wayang dari tembaga di sekeliling temboknya. Di lantai bawah terlihat genangan air bekas hujan.

Memasuki area panggung, tampak ratusan kursi busa sudah terpasang dan masih terbungkus plastik. Di dalam gedung terlihat remang-remang. Terdengar juga suara alat-alat tukang sedang memperbaiki atap dan lampu penerangan.

“Bangunan ini dalam tahap finishing, Mas. Sudah dipasang karpet juga sebagai alasnya. Tapi, masih perbaikan karena banyak yang bocor,” kata salah satu tukang, Feri.

Feri menambahkan, rencananya bangunan ini menjadi panggung teater yang dikonsep seperti bioskop.

Menurut papan pengumuman proyek yang dipasang di lokasi, Gedung Ki Narto Sabdo dibangun mulai 11 Juli 2022 dengan anggaran Rp 17,6 miliar. Sebagai Konsultan Perencana PT Vasa Sarwahita, Konsultan Pengawas CV Rekayasa Jati Mandiri dan Kontraktor Pelaksana PT Astha Saka. Pembangunannya memakan waktu 170 hari kalender.

Kepala Dinas Penataan Ruang (Distaru) M Irwansyah menjelaskan pembangunan gedung telah selesai dilakukan dan siap digunakan. Menurutnya, gedung Ki Narto Sabdo telah diserahkan ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar).

“Sudah kami serahkan, sambil diisi untuk melengkapi sarpras (sarana dan prasarana) sebenarnya bisa digunakan sementara, karena secara fisik bangunan sudah siap,” katanya saat ditemui RADARSEMARANG.COM.

Irwansyah menjelaskan, sarpras memang perlu dilakukan penambahan. Misalnya, sisi interior, atribut, hingga sound system, beserta lighting. Namun, menurut dia, sound system standar ataupun alternatif sudah ada. “Kalau pentas yang skala kecil siap, karena sound system sudah ada. Sambil diisi Disbudpar bisa menyiapkan apa yang bisa ditampilkan di sana,” ujarnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Disbudpar Kota Semarang Wing Wiyarso menampik jika Distaru telah melakukan serah terima gedung meskipun fisik sudah jadi. Menurut dia, gedung belum siap sepenuhnya untuk dioperasionalkan, lantaran masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dari segi sarpras.

“Fisiknya memang sudah jadi, tapi belum diserahkan. Bu Ita (wali kota Semarang, Red) minta Distaru untuk mengisi kekurangannya dulu,” katanya saat dihubungi Minggu (5/2).

Mantan Kabag Humas Pemkot Semarang ini menuturkan, kekurangan sarpras memang harus dipenuhi. Misalnya, lighting, rigging, ruang rias, pintu pendingin ruangan, sound system dan lainnya. Menurutnya, jika dipaksakan dengan menyewa alat untuk menambal kekurangan, juga tidak maksimal dan akan membebani anggaran. Apalagi gedung ini disetting sebagai tempat pertunjukan dengan skala internasional.

“Dari pada nggak maksimal, harus dilengkapi dulu kekurangan sarprasnya. Memang ada sound, tapi untuk gedung pertemuan bukan untuk pertunjukan, tentu harus propper dari segi kualitas dan spesifikasi,” tuturnya.

Meski masih banyak perbaikan dari segi sarpras, Wing yakin tahun ini Gedung Ki Narto Sabdo bisa digunakan. Apalagi informasinya kekurangan yang ada akan dianggarkan pada tahun ini. “Memang tahun lalu belum klir karena anggaran terbatas, tapi tahun ini dianggarkan lagi. Targetnya buat HUT Kota Semarang bisa digunakan,” katanya.

Anggota Komisi D DPRD Kota Semarang Abdul Majid mengaku, Komisi D akan mengundang Disbudpar dan mendesak segera menggunakan Ki Narto Sabdo untuk kegiatan seni ataupun pertunjukan.

“Kita desak Disbudpar segera menggunakannya dan melakukan kegiatan di sana. Nanti kita undang dinas terkait, apa kendalanya,” katanya.

Pihaknya menyayangkan jika gedung semegah Ki Narto Sabdo yang menghabiskan anggaran puluhan miliar rupiah terkesan muspro dan tidak digunakan untuk kegiatan ataupun event.

“Eman-eman, jika masih ada kekurangan, misalnya sarpras bisa dilengkapi. Mumpung masih awal tahun, yang jelas jangan dibiarkan mangkrak,” tandasnya.

Reporter:
Figur Ronggo Wassalim
Adennyar Wicaksono
M Agus Haryanto

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya