Penanganan yang dilakukan sendiri hampir sama, yakni menutup tanggul yang jebol, serta berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali – Juana, yakni menambal tanggul sungai yang jebol dengan karung pasir sebelum dibangun tanggul permanen oleh BBWS.”Idealnya memang dilakukan normalisasi,” tambahnya.
Tanggul yang kritis ini diperparah dengan beberapa jembatan yang rendah. Hal ini membuat sampah sering nyangkut. Sehingga aliran sungai tidak lancar dan membuat beban tanggul semakin berat dan gampang jebol. Jika curah hujan tinggi, akhirnya warga bergotong royong untuk membersihkan sampah yang nyangkut.
Pada akhir 2022 lalu, sebanyak 280 rumah terdampak akibat jebolnya tanggul sepanjang 50 meter di wilayah RT3 RW 4 Kelurahan Mangunharjo sekitar pukul 08.00 pagi. Musibah yang terjadi secara tiba-tiba, membuat warga tidak sempat menyelamatkan barang berharga, seperti barang elektronik, motor ataupun mobil.
“Warga RT 3 RW 4 sepakat jika jembatan dirobohkan, berkaca dari kasus kemarin. Belum lama ini, saat penambalan tanggul, besi pengaman sudah kita lepas, nanti untuk jembatan kita minta pemkot merubuhkan pakai alat berat,” ujar Asikin, Ketua RW 4 Kelurahan Mangunharjo.