25 C
Semarang
Tuesday, 15 April 2025

Apa Kabar Pasar Apung Banjir Kanal Barat Semarang? Sewa Perahu Mahal, Terkendala Cuaca

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Inovasi untuk menarik wisatawan datang ke Kota Semarang terus dilakukan Pemerintah Kota Semarang. Belum lama lalu, digelar Pasar Apung di Sungai Banjir Kanal Barat (BKB) Jalan Kokrosono Raya. Sayangnya, event mirip pasar apung di Banjarmasin yang sempat digelar dua kali  ini, sekarang berhenti tanpa sebab. Ada apa?

Sejatinya penyelenggaraan Pasar Apung di BKB sukses menyedot dan diminati wisatawan ketika digelar kali pertama pada 14 Agustus lalu. Sesuai namanya, pasar apung ini menyajikan pengalaman berbelanja dari atas perahu yang ada di BKB. Pengunjung yang ingin berbelanja pun harus naik perahu untuk menuju ke perahu yang menjual sayur, jamu, buah, atau barang lainnya.

Wahana naik kapalnya pun gratis. Hanya dengan menunjukkan kartu identitas KTP. Saking besarnya antusias warga, pedagang Pasar Apung laris manis. Dibuka sekitar pukul 06.00 pagi, sekitar dua jam kemudian, barang dagangan sudah ludes.

Menurut sumber koran ini, penyelenggaraan Pasar Apung sejatinya masih kurang satu kali lagi. Event ini digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang. Konon, pengeluaran yang tinggi berupa sewa kapal menjadi kendala utama event tersebut kembali digelar.

“Setahu saya kapal nelayan itu disewa sebagai ganti mereka tidak melaut. Misalnya, butuh 30 kapal. Satu kapal sewanya sekitar Rp 1 juta. Tinggal dikalikan saja,” kata sumber yang enggan disebutkan namanya itu kepada RADARSEMARANG.COM.

Meski begitu, ia mengaku tetap mendukung event tersebut kembali digelar karena merupakan inovasi baru untuk mendongkrak sektor wisata. Syaratnya, dengan mempersiapkan anggaran APBD yang lebih besar agar Pasar Apung bisa digelar rutin.

“Kalau tidak salah, kemarin baru dianggarkan di (APBD) perubahan. Jadi, dipastikan event ini akan berlanjut agar bisa menjadi icon baru Kota Semarang,” ujarnya.

Plt Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu ketika disinggung tentang keberlanjutan Pasar Apung di BKB, berdalih jika cuaca menjadi kendala event tersebut kembali digelar oleh Pemkot Semarang.

Event ini kan sudah diagendakan dan sudah ada anggaran perubahan untuk digelar tiga kali. Karena cuaca tidak bersahabat, jadi ditunda dulu. Kami tidak mau ambil risiko,” kata Plt wali kota yang akrab disapa Mbak Ita ini.

“Nanti akan kita cari waktu dekat-dekat ini lah. Tidak lagi dilakukan sehari, tapi tiga hari. Kita cari waktu yang tepat jika cuaca memang bersahabat,” tambahnya.

Mbak Ita mengaku, akan meminta BMKG untuk mencari waktu yang tepat, di mana curah hujan tidak terlalu tinggi di bulan Desember nanti. Selain itu, konsep dari Pasar Apung juga akan diubah. Tidak lagi penjual menjajakan dagangannya di tengah sungai, namun lebih condong ke kanan atau kiri ruang terbuka hijau yang ada di BKB,

“Desember nanti kita lakukan, tetap ada kok. Tapi konsepnya beda. Jangan terlalu banyak perahunya. Juga perahu akan standby di pinggir, tidak di tengah lagi, agar tidak terlalu berbahaya. Intinya kita akan berkoordinasi dengan BMKG juga, yang jelas event ini akan berjalan lagi,” tandasnya.

Salah satu pelaku UMKM yang pernah ikut pasar apung, Suhartono, mengatakan, dengan adanya pasar apung di BKB otomatis orang yang berkunjung pasti naik perahu. Ia mengusulkan agar event ini jika digelar lagi tidak hanya satu atau dua jam saja, tapi seharian. “Misalnya, pagi jam 08.00 sampai siang. Malamnya diramaikan lagi. Bisa mulai sabtu hingga minggu,” katanya.

Diakuinya, antusiasme warga sangat bagus. Bahkan, pengunjung harus antre saat akan naik perahu. “Kurang banyak perahunya. Pengunjungnya harus antre,” ujarnya.

Warga sekitar BKB, Endang Suryanti, 46, mendukung digelarnya pasar apung. Karena sangat berdampak secara ekonomi kepada warga sekitar. “Karang taruna ada pemasukan dari parkir. Warga dapat pemasukan jualan juga,” katanya.

Diakuinya, ia sempat berbicara dengan pihak pengelola perahu, agar pasar apung diusulkan digelar lagi.  “Kata petugasnya sih masih dimusyawarahkan dulu, mudah-mudahan bisa lanjut,” ujar pedagang makanan ini.

BBWS Apresiasi Digelar Pasar Apung

Sungai Banjir Kanal Barat menjadi spot wisata yang belum digarap maksimal. Sempat ada pasar apung, namun kini vakum. Terlaksananya pasar apung yang sempat mencuri perhatian publik pada Agustus lalu itu tak lepas dari kinerja Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang rutin melakukan pemeliharaan sungai secara berkala setiap tri wulan.

Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksana Jaringan Sumber Air (PJSA) BBWS Pemali Juana Yulius mengatakan, meski BKB menjadi kewenangan pusat, pihaknya sudah melakukan peranan penting  dalam bagian operasi dan pemeliharaan (OP).

“OP BKB sudah kita lakukan pemeliharaan secara berkala dengan mengambil sedimen-sedimen yang ada di saluran/sungai menggunakan alat eksavator. Kemudian hasil galian sedimen kita buang ke diaposal yang dituju,” jelasnya.

Pihaknya juga melakukan pekerjaan untuk membuat pembendung geraknya. Tujuannya, agar air laut tidak masuk ke darat ataupun masuk ke sungai BKB.

Menurutnya, semua kegiatan sektor pariwisata yang berada di BKB adalah wewenang dari Pemerintah Kota Semarang. Misalnya, pasar apung untuk mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat. Pihaknya sebagai BBWS bertugas untuk menjaga air dan kebersihan sungai di BKB. Meskipun demikian, kata Yulius, tetap ada perizinan antara pemkot dan BBWS.

“Terkait pasar apung itu semua adalah inisiatif dari wali kota saat itu, Pak Hendi. Jadi, Pak Hendi memiliki inisiatif untuk menggerakkan perekonomian air melalui sungai, maka terbentuklah semacam pesta rakyat dengan nama pasar apung. Semua idenya dari Pak Hendi. Jadi, di sana kita tidak melibatkan diri di dalam proses apapun yang dilaksanakan oleh Kota Semarang,” akunya.

Meski demikian, Yulius mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi Pemkot Semarang ini untuk meningkatkan ekonomi di BKB. “Memang di situ salah satu potensi wisata yang bisa menghasilkan ekonomi. Maka digerakkanlah pasar apung itu tadi, terus BKB itu digunakan teman-teman dari persatuan olahraga dayung. Jadi, mereka bisa latihan dayung di sana, sekaligus menjadi tempat wisata alternatif di tengah Kota Semarang,” katanya.

Yulius mengimbau agar masyarakat tidak membuang sampah di sungai dan menjaga bersamanya. Pihaknya juga meminta agar warga yang hobi menggunakan senapan untuk berhati-hati. Sehingga tidak merusak pembendung gerak. “Kami berharap warga sekitar ikut berpartisipasi untuk menjaga sungai,” harapnya. (den/fgr/kap/aro)

Reporter:
Figur Ronggo Wassalim
Adennyar Wicaksono
Khafifah Arini Putri

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya