27.1 C
Semarang
Monday, 23 June 2025

Mobil Masuk Jurang, Miris Melihat Siswa Belum Bisa Baca

Perjuangan Pustakawan Keliling, Mewujudkan Melek Literasi

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Perpustakaan keliling merupakan salah satu program pemerintah memberantas buta baca dan mewujudkan melek literasi. Dibalik kesuksesan program tersebut banyak cerita suka maupun duka dialami tim perpustakaan keliling (pusling).

Salah satu pustakawan sekaligus tim pusling Dinas Arsip dan Perpustakaan (Arpus) Kabupaten Pekalongan, Diah Kartika. Ia berjuang untuk mensukseskan program perpustakaan keliling. Banyak pengalaman yang dialaminya. Yang paling berkesan ketika mobil pusling masuk jurang tahun 2015. Kejadian terjadi di wilayah Linggo Asri, Kajen, Kabupaten Pekalongan. Beruntung semua orang dalam mobil selamat.

“Iya, waktu itu kebetulan yang nyetir masih baru di tim Pusling. Jadi belum familiar dengan jalan pegunungan Kabupaten Pekalongan yang ngeri begitu,” kata Diah Kartika, mengenang.

Mobil rusak parah. Bahkan membutuhkan alat derek untuk mengangkatnya. Semua awak pusling berhasil dievakuasi. Buku-buku yang dibawa mobil juga masih bisa diselamatkan. “Alhamdulillah teman-teman hanya luka-luka.  Pengalaman itu masih sering diceritakan hingga sekarang,” ujarnya.

Diah mengakui dalam pusling memang paling menantang menuju ke sekolah-sekolah di kecamatan pegunungan. Di antaranya Petungkriyono, Paninggaran, Kandangserang, dan Lebakbarang. Medannya berkelok dan naik turun. Untuk menuju ke lokasi tidak sedikit lebar jalannya seukuran satu mobil. “Itu butuh perjuangan banget,” ucapnya.

Selain itu yang membuatnya miris masih banyak dijumlah siswa kelas III dan IV SD belum bisa membaca. Kejadian itu diketahui pasca pandemi covid-19. “Mungkin karena pandemi mereka sekolah daring. Baru masuk kelas satu, kemudian daring, dan sekarang masuk lagi sudah kelas III. Jadi kasihan mereka, banyak yang belum bisa membaca,” katanya.

Tim pusling juga sambil mengajari mereka membaca. Terkadang membacakan cerita dari buku (Story telling) agar tak membosankan. Sementara di perkotaan, tim pusling juga menjumpai tantangan. Mereka perlu kerja keras menarik minat siswa untuk membaca. Berbeda dengan di wilayah pegunungan yang siswanya lebih antusias, di kota anak-anak lebih sering bermain gadget ketimbang membaca buku saat ada mobil perpustakaan keliling.  “Itu yang kami lihat di lapangan. Di pegunungan ada tantangan, di kota juga ada tantangan,” katanya.

Sejak pandemi, pusling berhenti. Tetapi belakangan sudah kembali jalan, meski belum optimal lantaran menggunakan anggaran sisa-sisa. “Saya berharap tahun depan anggaran pusling ada lagi dan tim bisa kembali menyambangi anak-anak. Banyak anak-anak yang harus diajak untuk terus melek literasi,” tambahnya.

Armada Perpustakaan Keliling yang dimiliki oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Semarang. (Istimewa)

Mobil Keliling sampai 200 Titik

Pemkab Semarang terus menggenjot upaya untuk meningkatkan minat membaca generasi muda. Yakni dengan mengoptimalkan perpustakaan keliling. Sebab di Kabupaten Semarang memiliki 230 lebih desa lebih tersebar di 19 kecamatan.

Saat ini indeks membaca berada di indeks 62,57 persen. Lebih tinggi dari indek Provinsi Jawa Tengah maupun nasional. Meskipun begitu, pemerintah tetap berupaya lebih lagi dalam meningkatkan literasi masyarakat.

“Untuk mendekatkan pelayanan perpustakaan, kita ada perpustakaan keliling. Setiap hari keliling di enam titik. Baik di desa maupun di sekolah,” kata Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Semarang, Hendy Lestari.

Saat ini ada tiga armada untuk perpustakaan keliling. Bisa menjangkau ke 200 titik. Titik-titik yang sudah melakukan permohonan. “Bahkan dari beberapa permohonan belum bisa terpenuhi karena keterbatasan armada,” ujarnya.

Perpustakaan keliling tidak hanya melayani di desa-desa melainkan di sekolah yang melakukan permohonan. Namun seringkali ditemui kendala saat mengoperasionalkan perpustakaan keliling. Salah satunya, dengan hanya dengan tiga armada tidak mencukupi menjangkau banyak titik. “Apalagi jarak antar titik jauh dan jarak tempuh yang lama. Dalam satu hari bisa menjangkau enam titik dan tidak dibatasi waktunya,” ujarnya.

Koleksi buku dimiliki sangat beragam. Terdapat hampir lebih 80 ribu eksemplar. Untuk buku per judul hampir setengah dari jumlah eksemplar. Setiap bulannya dilakukan sirkulasi. Buku lama yang sudah dipinjam nantinya akan diganti dengan buku baru. “Hal ini dilakukan agar masyarakat bisa membaca buku yang beragam,” tambahnya.

Perpustakaan Keliling Kabupaten Semarang  terus menjangkau daerah pelosok. (Istimewa)

Warga Desa Suka Buku Keterampilan

Keberadaan perpustakaan keliling banyak dirasakan masyarakat. Sejumlah warga merasa terbantu. Tetapi ada perbedaan minat membaca antara masyarakat desa dan masyarakat perkotaan.

“Kalau di desa rata-rata yang disuka itu ya buku keterampilan. Misalnya tentang cara beternak lele atau lainnya,” kata Pustakawan Perpusda Kabupaten Semarang, N A Ristiana.

Selama beberapa tahun menjadi pustakawan banyak yang dialami ketika berkeliling. Karakteristik warga desa dan murid saat membaca buku di perpustakaan keliling terdapat perbedaan. Jika para murid lebih suka untuk membaca buku jenis novel, cerpen, atau yang bersifat entertaining. Sedangkan warga desa lebih tertarik untuk membaca buku-buku keterampilan.

“Karena itu yang mereka butuhkan. Kemudian buku-buku yang kaitannya pengembangan skill,” ujarnya.

Perpustakaan keliling melayani peminjaman buku dengan sistem sirkulasi. Dimana masa peminjaman tersebut dalam waktu sebulan dan di periode selanjutnya saat perpustakaan keliling datang akan mengganti dengan buku yang terbaru.

“Tapi sistem sirkulasi ini juga memiliki kekurangan. Karena titik terakhir yang didatangi perpustakaan keliling hanya mendapatkan buku yang terbatas,” tambahnya.

Untuk satu armada biasanya bisa membawa buku lebih dari 2 ribuan. Jumlah yang tergolong cukup banyak sebagai upaya mewujudkan melek literasi. Kedepannya Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Semarang akan memanfaatkan kendaraan motor dinas untuk dijadikan perpustakaan keliling.

“Dimana nantinya kendaraan tersebut untuk menjangkau daerah-daerah terdekat. Karena tidak semua daerah memiliki akses yang mudah untuk mobil,” tambahnya. (nra/nun/fth)

Reporter:
Nanang Rendi
Nurfa’ik Nabhan

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya