RADARSEMARANG.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berusaha memecah pusat keramaian, agar meningkatkan perekonomian masyarakat. Jika selama ini pusat keramaian, di Simpang Lima, sekarang Pemkot Semarang mengembangkan Simpang Lima Kedua yang juga menjadi pusat kulineran.
Jalanan Sriwijaya terbilang padat Pedagang Kaki Lima (PKL). Bahkan di depan eks Wonderia saja, ada kios tambal ban, penjual rokok, hingga penjual buah-buahan.
Seorang penjual rokok, Rahayu, 65, mengungkapkan, dirinya sudah berjualan rokok di depan eks Wonderia, sejak 1999 atau tepatnya sejak presiden kelima menjabat. “Saya hanya nunut saja mas. Harapannya kalau ada Simpang Lima Kedua, ya ada tempat untuk berjualan,” kata warga Genuk Krajan RT 7 RW 3 Tegalsari ini.
Penjual lain, Riyanto, mengaku pasrah. Dirinya baru berjualan buah-buahan di depan eks Wonderia sejak dua minggu lalu. “Harapan saya kalau ada Simpang Lima Kedua, ya dapat tempat untuk berjualan mas,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Lurah Tegalsari Ninik Purwati mengungkapkan belum ada pemberitahuan resmi dan belum ada sosialisasi tentang adanya Simpang Lima Kedua dan eks Wonderia sebagai pusat kulineran. “Selama saya dua bulan menjadi lurah, di sini belum ada pemberitahuan resmi. Kami belum tahu benar atau tidaknya,” ujarnya.
Salah satu warga Genuk Krajan RT 6 RW 4 Tegalsari Sartini mengatakan, dirinya sangat senang dengan dibangunnya Simpang Lima Kedua. “Bagus, sih mas. Untuk memecah keramaian di Kota Semarang,” ujarnya.
Namun, ia sangat khawatir karena jalannya tergolong naik turun dan curam. Ia menyayangkan, jika rencana Simpang Lima Kedua hanya sampai Taman Singosari saja, tidak dilanjutkan ke Peterongan. “Pasalnya daerah Adem Ayem ke Peterongan, kalau sore malah macet. Kalau bisa Peterongan juga dilebarkan jalannya,” ujarnya.
Koran ini melanjutkan pantauannya di sekitar Taman Singosari. Terlihat jalan baru yang akan dipersiapkan sebagai Simpang Lima Kedua masih dalam tahap perbaikan.
Lurah Pleburan Weni Sulistyorini Wijaya mengungkapan, dirinya baru menjabat Lurah Pleburan. Terkait Simpang Lima Kedua untuk memecah keramaian Kota Semarang, Pleburan ada keuntungan sendiri. Jadi memiliki destinasi wisata baru, olah raga, dan peningkatan ekonomi warga karena banyak pelaku usaha di sana.
Wilayahnya termasuk Taman Singosari masih dalam perbaikan. Seperti perbaikan saluran air. “Jalannya disempurnakan dulu, baru tamannya,” ujarnya.
Menurut informasi yang beredar, kata dia, akan dilebarkan juga jalannya. Eks Wonderia akan dibuka sebagai pusat kulineran atau tempat UMKM. Sehingga para pelaku UMKM dapat berjualan di sana. “Kami sangat senang. Rencana pembangunannya tahun 2023,” ujarnya.
Bahkan kalau eks Wonderia dibuka, bisa mendongkrak keramaian TBRS. “Karena selama ini kan belum terlalu aktif keramaian,” ujarnya.
Lurah Weni belum tahu banyak tentang konsep Simpang Lima Kedua. Lalu lintasnya sudah ada jalan baru, tapi belum terlalu ramai. “Mungkin sebagian dialihkan ke sini,” ujarnya.
Diakuinya, pihaknya baru mendapatkan kabar rencana tersebut dari dinas terkait. Informasinya melalui sosial media. “Ke warganya belum disosialisasikan. Tapi, ketika saya masuk ke Pleburan, warga langsung ngasih tahu. Saya baru jadi lurah, dan masih mencari informasi dan menunggu terlaksananya,” ujarnya.
Ia berharap dengan dibangunnya Simpang Lima Kedua, ada tempat baru untuk menampung pelaku UMKM. “Selama ini mereka hanya berjualan online, yang terdaftar itu 70 UMKM. Jika semua dilibatkan maka bisa menggerakkan perekonomian,” ujarnya.
Selain itu, keramaian Aloon-Aloon bisa menjadi percontohan untuk Simpang Lima Kedua. “Simpang Lima Kedua ini masuknya di Jalan Singosari, masuk ke Jalan baru itu tembusnya Kusuma Wardani, terus Singosari Raya. Nantinya sepanjang jalan depan kelurahan akan kena pelebaran jalan,” ujarnya.
Plt Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengungkapkan, pembangunan Simpang Lima kedua atau Taman Singosari menjadi salah satu program yang akan diselesaikan oleh Pemkot Semarang.
Mbak Ita -begitu ia disapa- menerangkan, mantan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi setelah ditunjuk menjadi Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, memintanya untuk bisa menyelesaikan program yang sudah direncanakan. Salah satunya Simpang Lima Kedua. “Kalau Simpang Lima kedua ini, kemarin sudah disampaikan Disperkim kalau akan diproses tahun ini. Termasuk untuk food courts,” katanya belum lama ini.
Ia menerangkan, DED Simpang Lima kedua sudah rampung. Pihaknya berencana menggandeng pihak ketiga agar taman bisa lebih cantik dan dikelola secara baik. Karena anggaran Pemkot Semarang cukup terbatas. “Misalnya di Taman Indonesia Kaya atau Taman Kasmaran yang ada Microlibrary,” tuturnya.
Ia memastikan jika semua program yang direncanakan sudah berproses, termasuk Simpang Lima Kedua. Selain itu, pembangunan tol laut pun yang menjadi program prioritas lainnya. Telah berproses meskipun ada sedikit kendala.
“Kendalanya yakni tanah musnah. Kendala ini harus diurai, kemarin Pak Hendi sudah mengarahkan agar program ini jalan, serta perlu ada plan A, B, dan C untuk menyelesaikan permasalahan. Nah ini juga sudah berproses,” jelasnya.
Program lainnya adalah proyek pengolahan sampah menjadi energy listrik (PSEL) Jatibarang yang disebut terus berproses dan dipastikan akan klir. Ita mengaku, masih akan terus belajar dan melihat program PSEL. Karena sebelumnya, dirinya tidak masuk dalam tim. “PSEL juga sudah berproses, nanti saya akan melihat dulu kurangnya dimana,” pungkasnya.
Gelontorkan Rp 9 M, Penataan Mulai Tahun Ini
Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU) akan menggelontorkan sebesar Rp 9 miliar dari APBD tahun 2023. Yakni untuk
membangun Simpang Lima Kedua di Taman Singosari atau tepat di depan eks Wonderia.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang Sih Rianung mengatakan, untuk pembangunan Simpang Lima Kedua akan melibatkan tiga organisasi perangkat daerah (OPD), yakni DPU, Disperkim, dan Dishub dengan tugas masing-masing.
“Kalau DPU untuk membangun jalan dan drainase, Disperkim membangun taman dan Dinas Perhubungan membangun halte BRT,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM.
Nantinya konsep Simpang Lima Kedua mirip dengan Simpang Lima, yakni bunderan atau berupa taman melingkar yang akan dikerjakan dari Disperkim. Sedangkan DPU akan membuat jalan dengan menutup saluran di depan eks Wonderia. “Kalau pembebasan lahan tidak ada, karena tanah yang digunakan milik Pemkot Semarang,” tuturnya
Rencananya, jika Simpang Lima Kedua jadi, jalan dari arah Metro Peterongan menuju Jalan Pahlawan akan dilebarkan dan melewati saluran yang ditutup oleh DPU di depan eks Wonderia.
Menurutnya, jalan di depan eks Wonderia akan sedikit lebih tinggi untuk mengantisipasi adanya genangan jika musim hujan tiba. Sementara untuk hotel dan resto yang ada di sekitar Taman Singosari akan dilakukan penataan. “Nanti kami akan menatanya,” jelasnya.
Untuk lebar jalan di sekitar Simpang Lima Kedua nantinya sekitar 7 meter. Rianung menargetkan pembangunan jalan dan drainase Simpang Lima Kedua selesai pada tahun 2023. “Untuk penutupan saluran tersebut, sudah diitung oleh tim teknis sehingga tidak mengganggu aliran air. Nantinya dibangun lebih tinggi,” tandasnya.
Untuk konsep Simpang Lima Kedua, ke depan akan ada taman yang dilengkapi sentra kuliner dan taman kota. “Penataannya akan dimulai tahun ini,” tandasnya.
Kendati begitu, saat ini masih fokus pada penyelesaian betonisasi dan pengaspalan Jalan Sriwijaya Baru yang ditargetkan akhir bulan ini rampung. “Untuk anggaran penataan taman akan ada CSR dari pihak swasta sebesar Rp 1,1 miliar lebih,” kata Kepala Disperkim Ali kemarin.
Ali menambahkan, penataan berupa peningkatan jalan sudah dilakukan oleh DPU. Lalu akan dilanjutkan pengerjaan drainase, halte, dan sentra kuliner. Menurutnya konsep Simpang Lima Kedua hampir sama dengan Simpang Lima Pertama.
“Fasilitasnya juga seperti di Simpang Lima yang sudah ada. Karena itu, pembangunannya mengedepankan ruang terbuka hijau,” terangnya.
Belum lama ini, Kepala Dinas Penataan Ruang (Distaru) Kota Semarang M Irwansyah menyampaikan bahwa penggunaan kawasan eks Wonderia, belum memiliki gambaran secara pasti. Terutama di dalam kawasan eks tempat wisata yang merupakan aset Pemkot Semarang ini.
Menurut Irwansyah, perlu ada kajian lanjutan untuk kembali mengoptimalkan eks Wonderia. Apalagi beberapa waktu lalu, diketahui sempat ada investor yang melirik kawasan tersebut. “Kemarin kabarnya sempat ada investor. Jadi perlu kajian lagi khusus untuk Wonderia ini,” tuturnya.
Plt Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu mengatakan, tahun depan Pemkot Semarang akan mengoptimalkan ruang terbuka hijau yang ada. Ia mencontohkan ruang terbuka hijau di depan Kecamatan Ngaliyan juga bisa dikembangkan lagi. “Pembangunan hingga penambahan fasilitas akan dilakukan untuk memaksimalkan ruang terbuka hijau di Kota Semarang. Misalnya di depan Kecamatan Ngaliyan juga bisa dikembangkan,” jelasnya.
Mbak Ita begitu ia akrab disapa menerangkan, mempercantik ruang terbuka hijau akan menjadi daya tarik masyarakat untuk datang dan berkegiatan. “Bisa juga jadi pusat kegiatan masyarakat, karena ruang terbuka hijau bisa digunakan untuk berkegiatan. Apalagi saat akhir pekan,” pungkasnya. (fgr/den/ida)