RADARSEMARANG.COM – Konser musik kembali digelar langsung. Ini kabar bagus dan disambut seluruh masyarakat. Semua bersuka ria. Menyambut konser musik secara langsung yang sebelumnya sempat vakum selama dua tahun akibat pandemi Covid-19.
Hujan deras mengguyur Kota Semarang Jumat – Minggu (14-16/10) malam. Tapi ribuan warga tetap bertahan di Stadion Diponegoro. Berdesak-desakan demi menikmati konser musik.
18 penyanyi papan atas datang langsung dan menghibur pecinta musik di Kota Semarang. Seperti Soegi Bornean, Nidji, Kunto Aji, RAN, Rizky Febian, Yura Yunita, Tulus, hingga Raisa. “Saya takjub dengan Semarang, walau hujan tetap anteng. Dengan hujan yang lumayan deras, mereka tetap antusias untuk menikmati konser,” tutur Deasy, project manager Live Project.
Selama tiga hari, enam penyanyi yang tampil setiap hari. Hal ini dilakukan demi memberikan waktu yang spesial untuk penyanyi dan audiens. Setiap hari, artis yang tampil tidak padat. “Jadi artis dan audiens bisa saling menikmati momen, dan tidak cuma nyanyi aja tapi bisa berinteraksi lebih lama. Itu sih, spesialnya,” tambahnya.
Antrean penukaran tiket sudah dipadati audiens sejak sore. Ini menunjukkan masih banyaknya minat masyarakat terhadap konser musik. Apalagi setelah dua tahun pandemi. “Senang sekali, setelah lama tidak nonton konser. Akhirnya bisa lihat Raisa dan Yura Yunita. Walau hujan dan bikin penat, saya kira konser ini worth it sekali,” aku seorang penonton Ika.
Deasy menambahkan, konser yang digelar oleh promotor Mata Hati Telinga merupakan konser perdana Live Project yang diawali di Semarang. Konser ini merupakan rangkaian proyek yang akan berlanjut di Sanur, Bali. “Beberapa artis tetap sama dengan tambahan artis lokal. Agar mereka juga punya kesempatan tampil di daerahnya,” tambah Deasy.
Tidak Lagi Segmented, Semua Hiburan Ramai
Tidak cuma pecinta musik, penyelenggara atau Event Organizer (EO) pun mulai ketiban berkah. Salah satunya EO Java Mice Pro Aji Zaidan mengakui, digelarnya kembali konser musik menjadi keberuntungan. Sebab, dunia hiburan sudah puasa alias vakum cukup lama selama pandemi.
Ia menyebut begitu ada perizinan konser, saat ini setiap akhir pekan di Solo, Semarang, dan Jogjakarta selalu ada konser musik. Hal ini sesuai dengan prediksinya. Di mana usai pandemi masyarakat merindukan nonton konser, berwisata, hingga hangout. “Sekarang sedang terjadi. Bagi EO maupun promotor sekarang puncaknya,” ujarnya pada RADARSEMARANG.COM.
Aji mengatakan, momen ini tentu dimanfaatkan promotor. Ia menyebut, saat ini muncul fenomena promotor baru. Dimana, sebagai promotor sering menggelar konser dan menunggu keuntungan dari penjualan tiket. Meski ada promotor yang rugi, namun jumlahnya tak terbanding.
Animo masyarakat dengan kebangkitan konser musik juga sangat luar biasa ramai. Antusiasme ini berpengaruh terhadap sikap penonton atau audiens. Ia membandingkan gelora penonton sebelum dan sesudah pandemi. “Jika sebelum pandemi penonton bersikap segmented atau pemilih untuk datang ke konser termasuk harus melihat talent nya siapa, dimana lokasinya, tiketnya berapa. Tapi sekarang semua konser dihabisi, ramai,” ujarnya.
Untuk talent, di Kota Semarang khususnya sedang tren ambyar. Tren musik ini tentu memengaruhi jadwal bintang tamu yang padat merayap. Dalam era ambyar bintang tamu kelas 1 dipegang Denny Caknan. Kemudian Ndarboy Genk, Hendra Kumbara, Happy Asmara, dan Abah Lala. Namun, versi pop juga tetap eksis. Sesuai kelasnya, Dewa 19, Gigi. Sheila on 7. “Biasanya kalau kelas 1 tidak bisa praktis mundur ke berikutnya. Tapi era ambyar ini mereka sampai akhir tahun jadwal sudah penuh,” tambahnya.
Untuk konsepnya tetap konser tetap outdoor dan indoor. Namun, di musim hujan cukup menjadi kendala ketika konser digelar outdoor. Akibatnya, beberapa event digeser tempat ke indoor seperti hall. Sebab lebih aman meski kapasitasnya lebih sedikit. Bahkan, ada promotor yang memilih reschedule tahun depan. “Biasnya reschedule atau replace, kecuali by momen seperti tahun baru,” tambahnya. (mg26/mg27/ifa/fth)