RADARSEMARANG.COM – Sudah terjun di dunia usaha batik sejak tahun 2013. Iwing Setyowati, perempuan asal Kelurahan Wates, Kota Magelang ini, masih tetap eksis dengan usaha Iwing Batik Kebonpolo Magelang miliknya.
Rumah produksi Iwing Batik Kebonpolo Magelang di Gang Arum, Wates Tengah, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang. Tampak berbagai macam batik dengan berbagai motif dipertontonkan dengan dipajang. Di sini masyarakat akan mendapati berbagai macam batik tulis maupun batik cap dengan motif yang tidak biasanya pada batik. Seperti, motif ikon Kota Magelang Water Toren, patung Pangeran Diponegoro, dan masih banyak lagi motif lainnya.
Setiap tahunnya, Iwing selalu mengeluarkan tiga motif baru. Meski dirinya tidak bisa menggambar, untuk menyalurkan ide dan inovasinya dirinya menggandeng pelukis atau tukang gambar langganannya. “Saya selalu mencari inovasi motif batik baru. Dengan ciri khas yang berbeda tiap tahunnya. Ini upaya menjaga loyalitas pelanggan agar tidak bosan,” jelas Iwing.
Beragam motif sudah ia luncurkan. Seperti motif sepeda ontel, motif buku, motif sepeda seli, motif pelari, motif not balok musik, dan yang paling utama itu motif Magelang. Motif Magelang ini berupa bangunan ciri khas atau ikon yang ada di Kota Magelang, seperti Water Toren, Patung Diponegoro. Selain itu, ada juga motif Kupat Tahu, Sejuta Bunga, Motif Gladiool, Bunga Sepatu, Bunga Cempaka dengan tiga varian, Daun Suruh, dan Lidah Api.
Lalu tiga motif berupa Magelang dan Gelatik, Wates, dan Bengkok. Tiga motif diantaranya sudah dipatenkan, yakni Kupat Tahu, Cempaka, dan Sejuta Bunga. “Ada juga motif yang tidak sengaja, karena kena air hujan saat pewarnaan, tapi jadi bagus dan saya beri nama motif pelangi,” kisahnya.
Tahun 2022 sudah ada motif baru. Yakni Tugu Gunung Tidar, Motif Tugu Enim (Tugu Titik Nol Kota Magelang), dan Motif Gong yang berada di dekat arah pintu masuk Gunung Tidar. “Ketiga ikon ini merupakan motif baru di tahun 2022. Untuk pewarnaannya, ada warna Magelang Lautan Pelangi. Ada juga pewarnaan kepyuran. Yakni, teknik pewarnaannya dengan kepyur ” ujarnya.
Menurutnya dari berbagai motif, ikon Kota Magelang seperti Water Toren menjadi favorit dan diminati masyarakat. Sedangkan untuk generasi milenial, lebih ke perpaduan warna bukan motif. Seperti warna pelangi dan warna-warna yang ngejreng. Dalam menemukan ide motif baru, dirinya meluangkan waktunya untuk jalan-jalan dan melihat hal-hal unik yang bisa dijadikan motif batik berikutnya.
Pelan tapi pasti, batik yang diberi merek Batik Iwing itu mendapat tempat di hati para pecinta batik lokal. Dia pernah mendapat pesanan hingga 1.217 lembar. Setiap bulan dia rutin mengirim pesanan batik 250 potong ke Tangerang dan 50 potong ke Padang, Sumatera Barat. “Saya juga pernah mengirimkan sampai ke Papua,” ujarnya. (rfk/ida)