RADARSEMARANG.COM, Semarang – Meski menjadi anak berkebutuhan khusus (ABK), tak menghalangi untuk mengukir prestasi di berbagai bidang. Asal tekun, ikhlas dengan takdir, mendapat pembimbing yang tepat, dan tetap percaya diri, kendala apapun tak menjadi soal. Hal itu dibuktikan oleh generasi muda penuh dedikasi dan semangat untuk maju.
Della merupakan juara I cabang olahraga (Cabor) renang 25 meter pada Pekan Special Olympics Nasional (PeSONas) 2022 yang digelar belum lama ini. Ini bukan kali pertama bagi Della berlaga di ajang tingkat nasional. Della pernah berkompetisi di SOIna pada 2009 di cabor yang sama.
“Dulu pas masih SMP adik saya sudah pernah ikut SOIna ke Jakarta,” ujar Marhendra Fery, kakak Della kepada RADARSEMARANG.COM.
Selain mengajar di SLB, Fery juga menjadi pelatih pribadi bagi Della. Latar belakang keluarga Della menggeluti dunia olahraga. Mulai dari ayahnya hingga kakaknya. Della pun kerap ikut latihan berenang sejak kelas 1 SD.
Setidaknya seminggu sekali Della pasti berlatih renang. Selama bertahun-tahun ia dibimbing untuk menekuni teknik berenang. Saat menginjak bangku SMP, akhirnya Della dapat berenang dengan gaya dada yang sempurna. “Nggak mudah melatih ABK untuk bisa berenang sama seperti anak-anak pada umumnya,” ungkap Fery.
Anak-anak down syndrome tidak sembarang mau berinteraksi dengan orang lain. Ia cenderung nyaman bila bersama orang-orang terdekat seperti keluarga. Pernah sekali tempo diajar oleh guru olahraga di sekolahnya, tapi usai menceburkan diri satu kali, Della minta pulang.
Lebih lanjut, tantangan terbesarnya adalah mengondisikan mood dan menjaga motivasi anak. Pasalnya anak-anak seperti Della lebih sulit diprediksi dari segi emosionalnya. Biasanya Fery membujuknya dengan reward membelikan sesuatu yang sangat diinginkan Della saat itu. “Menyesuaikan mood dia. Kalau latihan itu gampang-gampang susah, harus dimotivasi terus,” imbuhnya.
Sebenarnya Della mampu mengikuti kompetisi renang 50 meter, tapi Fery mengkhawatirkan kondisi fisiknya bila terlalu menguras tenaga. Meski sudah berada di puncak kejuaraan, Fery masih terus mendukung adiknya mengikuti event lainnya untuk menjaga semangat Della. “Kalau besok terpilih dari pusat kemungkinan akan ikut diberangkatkan ke PeSONas Internasional 2023 di Berlin,” pungkasnya.

Jago Bulutangkis, Aghna Fiqhiya Rajai O2SN PKLK 2018
Meski punya keterbatasan pendengaran, tetap bisa memiliki keahlian khusus dalam olahraga bulutangkis. Berbagai kejuaraan dari tingkat lokal hingga nasional pernah diikuti.
Adalah Aghna Fiqhiya, 19. Ia menderita tuna rungu sejak lahir. Pemuda yang baru saja lulus SLB Negeri Batang jenjang SMA ini sudah berhasil mengoleksi 20-an piala. Di tingkat provinsi, ia berhasil mendapatkan medali perunggu dalam ajang Kejurprov National Paralympic Committe Indonesia (NPCI) Jateng di Cilacap.
Pencapaian tertinggi Aghna selama menjadi siswa SLB Negeri Batang adalah menjuarai Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Pendidikan Khusus Layanan Khusus (PKLK) 2018 di Yogyakarta. Dalam laga final bulutangkis tunggal putra tuna rungu wicara ia berhasil mengalahkan atlet dari Jawa Barat. Laga tersebut berhasil dilibas dalam dua set langsung.
Mental juara Aghna sudah dipupuk sejak usia 8 tahun. Sejak kelas 2 SD, putra pasangan Mohamad Rozikin, 51, dan Solehah, 45, itu mulai diikutkan dalam klub bulutangkis. Yaitu Insan Sinar Cemerlang (ISC) Batang. Bakat Aghna menurun dari sang ayah yang juga atlet bulutangkis. “Bakatnya ketahuan saat pertama kali pegang raket. Saya kasih raket kok pegangnya bagus. Terus saya kembangkan, saya ikutkan di klub bulutangkis,” ujar Rozikin pada RADARSEMARANG.COM.
Warga RT 3 RW 1, Desa Kalipucang Kulon, Kecamatan Batang itu menjelaskan jika anaknya berlatih bersama anak-anak normal. Hanya Aghna yang mempunyai kebutuhan khusus. Walau demikian, ia tidak minder. Malah menambah semangatnya untuk berlatih dan menjadi juara.
Di luar klub, Aghna juga mendapatkan porsi latihan khusus dari sang ayah. Latihan dilakukan saat pagi hari mulai pukul 05.00 sampai berangkat sekolah. Latihan tambahan itu dilakukan rutin hingga saat ini. Karena tidak bisa mendengar sama sekali, instruksi dalam latihan dilakukan dengan kode-kode tertentu.
Sejak kecil berbagai ajang perlombaan bulutangkis diikuti Aghna. Tidak hanya ajang untuk siswa berkebutuhan khusus saja, Aghna juga mengikuti berbagai perlombaan untuk anak normal. Tahun 2021 ia mewakili Kabupaten Batang dalam ajang se eks Karesidenan Kedu, Pekalongan, Banyumas (Dulongmas). Tampil di tunggal putra, Aghna berhasil lolos hingga 16 besar.
“Aghna itu ingin membuktikan bahwa anak yang berkebutuhan khusus itu bisa. Bahkan setara dengan yang normal,” tuturnya.
Rozikin mengatakan bahwa tiap mengikuti pertandingan, Aghna punya keinginan sendiri. Harus juara satu, itu yang memotivasinya. Kalau juara tiga pasti lemas, karena inginnya juara satu terus. “Setelah lulus SMA ini Aghna akan latihan terus. Supaya bisa mewakili Jawa Tengah atau Indonesia dalam ajang bulutangkis. Selain olahraga, Aghna juga punya keahlian di bidang IT. Kalau untuk lanjut perguruan tinggi semoga tahun depan bisa,” ucapnya.
Sementara itu Nadi Kharisma, guru olahraga SLB Negeri Batang mengatakan jika pihak sekolah terus mensupport anak didiknya untuk berprestasi. “Saat ada kejuaraan kami berusaha untuk mengikutkannya. Sekitar tahun 2016-2017 Aghna juga sempat ikut Popda tingkat SMP untuk anak normal. Ia masuk 8 besar. Namun di tahun 2018 di tingkat SMA ia ditolak untuk ikut Popda karena berkebutuhan khusus. Sebenarnya sudah keluar namanya di bagan,” terangnya.

Bersuara Emas, Ayustya Nur Harsya Ingin Tampil di Indonesian Idol
Menyandang tunanetra, namun tak pernah menyerah terhadap kondisi. Remaja asal Dusun Randusari, Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, ini telah mengukir segudang prestasi di berbagai perlombaan tarik suara.
Ayustya Nur Harsya, salah satu penyandang tunanetra yang dikaruniai suara emas untuk bernyanyi. Dia mampu menyanyikan berbagai genre lagu. Baik lagu pop, campursari, maupun lagu-lagu berbahasa Inggris. Kemampuannya melakukan olah vokal memotivasinya untuk mengikuti audisi Indonesian Idol.
Dari bernyanyi, perempuan berusia 17 tahun itu telah banyak mengoleksi penghargaan. Dari tingkat kabupaten, Karesidenan Kedu, hingga tingkat provinsi. “Ayuk sudah ikut lomba FLS2N sejak 2016. Sejak saat itu selalu mewakili sekolah untuk mengikuti lomba,” ujar ibu Ayuk, yakni Siti Satariyah kepada Jawa Pos Radar Magelang.
Sejak menjuarai FLS2N khusus penyandang disabilitas, pihak sekolah memberi dukungan penuh. Mulai kursus menyanyi hingga mengantar dan mendampingi Ayuk di setiap perlombaan.
Hingga pada 2018 berhasil meraih juara 2 di FLS2N tingkat nasional. Kala itu mewakili Provinsi Jawa Tengah untuk bertandang ke Bangka Belitung. Selain itu pada 2021 juga meraih juara 2 FLS2N tingkat Nasional 2021 mewakili Jawa Tengah secara online. “Meskipun sempat vakum karena pandemi, tahun ini dapat juara 2 menyanyi di FLS2N tingkat provinsi,” jelas Siti.
Selain mengikuti kompetisi, gadis yang duduk di bangku kelas XIII SLB Maarif Muntilan itu juga sering mengisi di berbagai acara pernikahan, reuni, ataupun acara lainnya. Ia pernah bernyanyi saat gelaran DPRD Award yang diselenggarakan di Borobudur. Selain itu, ia juga pernah mengisi di acara Pembukaan FIKSI di Kuningan, Jawa Barat pada tahun 2019 dan Peringatan Hari Disabilitas Internasional tahun 2021 di Bandung.
Sebenarnya, Ayuk sudah menampakkan bakatnya sejak belia. Gemar menyanyi di usia 4 tahun. Bahkan Siti tak menyadari bahwa anaknya memiliki suara emas. “Sadarnya ketika pertama kali ikut lomba,” tuturnya.
Ia sadar betul, Ayuk bukan hanya sekedar bernyanyi. Namun juga mampu menguasai teknik vokal dalam bernyanyi. Sebab, saat kursus diajarkan secara mendalam. Mulai rumus-rumusnya, teknik vokal, pembawaan, dan ekspresi. “Ayuk itu punya keinginan untuk mengikuti audisi Indonesian Idol,” imbuhnya.
Kendati demikian, pihaknya mengaku belum berani untuk mendampingi Ayuk mengikuti ajang bergengsi itu. Ia berharap putrinya semakin sukses dan suatu saat ia bisa dikenal oleh banyak orang. “Yang penting bermanfaat dan menginspirasi banyak orang,” pungkasnya. (taf/yan/mg7/mg8/mia/ida)